Jakarta - Dalam acara Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2024 yang digelar di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta, duo kreator konten dan saudara kandung Andovi dan Jovial Da Lopez mengangkat isu penting mengenai polarisasi dalam dunia musik Indonesia.
Diskusi ini menarik perhatian ratusan peserta dari generasi milenial dan Gen Z, yang hadir untuk mendapatkan pandangan baru mengenai fenomena yang kian memengaruhi selera musik dan gaya hidup mereka.
Jovial Da Lopez, yang juga dikenal sebagai kreator musikal bertajuk Polarisasi, menjelaskan bahwa polarisasi dalam dunia musik bukan sekadar soal preferensi pribadi, tetapi juga dipengaruhi oleh afiliasi kelompok dan pandangan sosial-politik.
"Saat ini, banyak pendengar yang memilih musik bukan karena kualitasnya, tetapi karena nilai atau afiliasi tertentu yang mereka dukung," ujarnya. Menurut Jovial, hal ini membatasi ruang eksplorasi dalam bermusik, di mana seniman kadang harus menyesuaikan karya mereka agar diterima oleh kelompok tertentu.
Andovi menambahkan bahwa fenomena polarisasi menciptakan "gelembung" di kalangan generasi muda, di mana mereka hanya mendengarkan musik dari sumber atau lingkaran sosial yang sama.
"Ini menghambat mereka untuk mengeksplorasi genre musik yang lebih luas. Kita jadi jarang mendengar orang terbuka terhadap genre baru atau artis yang berbeda pandangan," ungkapnya.
Dalam sesi tersebut, Andovi dan Jovial mengajak para peserta untuk tidak terjebak dalam bias kelompok atau tren semata, tetapi untuk lebih membuka diri terhadap ragam musik. Mereka menekankan pentingnya kebebasan berekspresi dalam musik tanpa perlu terpengaruh oleh polarisasi sosial atau tekanan media.
Melalui diskusi ini, duo Da Lopez berharap generasi muda Indonesia bisa mengapresiasi musik dengan cara yang lebih bebas, terbuka, dan universal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H