Dalam era digital saat ini, teknologi finansial (FinTech) telah muncul sebagai salah satu inovasi paling signifikan dalam sektor keuangan. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, FinTech menawarkan solusi yang lebih cepat, efisien, dan terjangkau bagi masyarakat, terutama di negara-negara berkembang. Namun, di balik manfaat yang ditawarkannya, terdapat tantangan yang perlu dihadapi untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat merasakan dampak positif dari perkembangan ini. Dalam tulisan ini, kita akan membahas dampak positif dan negatif dari FinTech, serta memberikan rekomendasi untuk memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat.
Peningkatan Inklusi Keuangan
Salah satu dampak paling positif dari FinTech adalah peningkatan inklusi keuangan. Menurut Arner, Barberis, dan Buckley (2016), FinTech telah membuka akses ke layanan keuangan bagi mereka yang sebelumnya tidak terlayani oleh bank tradisional. Di banyak negara berkembang, akses ke layanan perbankan masih sangat terbatas, dengan banyak orang yang tidak memiliki rekening bank. FinTech, melalui layanan seperti pembayaran mobile, pinjaman peer-to-peer, dan platform crowdfunding, telah memungkinkan jutaan orang untuk terlibat dalam sistem keuangan.
Contoh yang paling terkenal adalah M-Pesa di Kenya, yang telah merevolusi cara orang melakukan transaksi keuangan. Dengan M-Pesa, pengguna dapat mengirim dan menerima uang, membayar tagihan, dan bahkan mendapatkan pinjaman tanpa harus memiliki rekening bank. Hal ini tidak hanya mempermudah transaksi sehari-hari, tetapi juga memberikan kesempatan bagi individu untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa layanan seperti M-Pesa telah membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kenya .
Di negara-negara lain, seperti India dan Nigeria, FinTech juga telah berperan penting dalam meningkatkan akses ke layanan keuangan. Di India, platform seperti Paytm dan PhonePe telah memungkinkan jutaan orang untuk melakukan transaksi digital, sementara di Nigeria, layanan seperti Flutterwave dan Paystack telah membantu bisnis kecil untuk menerima pembayaran secara online. Dengan demikian, FinTech tidak hanya memberikan akses ke layanan keuangan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang.
Tantangan Keamanan Data
Meskipun FinTech menawarkan banyak keuntungan, ada juga sisi gelap yang perlu diperhatikan, terutama terkait dengan keamanan data. Banyak pengguna FinTech yang tidak menyadari risiko yang terkait dengan pengumpulan dan penggunaan data pribadi mereka. Menurut penelitian oleh Mogaji dan Nguyen (2022), banyak perusahaan FinTech yang belum sepenuhnya menerapkan praktik pengelolaan data yang etis, yang dapat mengakibatkan penyalahgunaan informasi pribadi .
Isu keamanan data menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya jumlah transaksi digital. Penipuan dan pencurian identitas menjadi ancaman nyata bagi pengguna layanan FinTech. Kasus-kasus di mana data pengguna dicuri dan digunakan untuk melakukan transaksi ilegal semakin sering terjadi. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan FinTech untuk tidak hanya fokus pada inovasi, tetapi juga pada perlindungan data pelanggan. Mereka harus menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat dan transparan dalam pengelolaan data, serta memberikan edukasi kepada pengguna tentang cara melindungi informasi pribadi mereka.
Literasi Keuangan yang Rendah
Tantangan lain yang dihadapi oleh FinTech adalah rendahnya literasi keuangan di kalangan pengguna. Meskipun teknologi telah membuat layanan keuangan lebih mudah diakses, tidak semua orang memiliki pengetahuan yang cukup untuk memanfaatkan layanan ini secara efektif. Kaur et al. (2020) menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman tentang produk keuangan dapat menyebabkan individu terjebak dalam utang atau membuat keputusan keuangan yang buruk .