Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Sevaja Ansas

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebuah Prolog Elaborasi Terkait Globalisasi Sebagai Fenomena Perkembangan Kontemporer

Diperbarui: 19 Desember 2024   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Globalisasi merupakan fenomena perkembangan kontemporer yang memiliki pengaruh terhadap munculnya berbagai kemungkinan perubahan dunia. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai hambatan yang membuat dunia semakin terbuka dan saling membutuhkan antara satu sama lain. Dapat dikatakan bahwa globalisasi membawa perspektif baru tentang konsep "Dunia Tanpa Batas" yang saat ini telah menjadi realita dan berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan budaya yang akhirnya membawa perubahan baru.

Waters (1995) mendefinisikan globalisasi dari sudut pandang yang berbeda. Dia mengatakan bahwa globalisasi merupakan sebuah proses sosial, dimana batas geografis tidak penting terhadap kondisi sosial budaya, yang akhirnya menjelma ke dalam kesadaran seseorang. Definisi ini hampir sama dengan apa yang dimaksudkan oleh Giddens (1990). Dimana, globalisasi adalah adanya saling ketergantungan antara satu bangsa dengan bangsa lain, antara satu manusia dengan manusia lain melalui perdagangan, perjalanaan, pariwisata, budaya, informasi, dan interaksi yang luas sehingga batas-batas negara menjadi semakin sempit. Pengertian globalisasi seperti ini juga telah disampaikan oleh beberapa ahli yang mengatakan bahwa globalisasi adalah proses individu, kelompok, masyarakat dan negara yang saling berinteraksi, terkait, tergantung, dan saling mempengaruhi antara satu sama lain, yang melintasi batas negara. Tomlinson mendefinisikan globalisasi sebagai suatu penyusutan jarak yang ditempuh dan pengurangan waktu yang diambil dalam menjalankan berbagai aktifitas sehari-hari, baik secara fisik (seperti perjalanan melalui udara) atau secara perwakilan (seperti penghataran informasi dan gambar menggunakan media elektronik), untuk menyebrangi mereka. Menurut Lyman (2000) bahwa globalisasi biasanya diartikan sebagai "rapid growth of interdependency and connection in the world of trade and finance". Tetapi, ia sendiri berpendapat bahwa globalisasi tidak hanya terbatas hanya pada fenomena perdagangan dan aliran keuangan yang berkembang dengan kian meluas saja, ini karena adanya kecendrungan lain yang didorong oleh kemampuan teknologi yang memfasilitasi perubahan keuangan, seperti globalisasi komunikasi "there are other trends driven by the same explosion of technological capability that have facilitated the financial change. Globalization of communication is one such trend". Globalisasi dapat dilihat sebagai kompresi ruang dan waktu dalam hubungan sosial dan munculnya kesadaran global tentang kemampatan tersebut. Dalam bahasa sehari-hari, proses ini bisa dikatakan sebagai "dunia menjadi semakin kecil". Globalisasi dapat juga didefinisikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan kegiatan ekonomi lintas batas nasional dan regional. Ini diperlihatkan melalui pergerakan barang, informasi, jasa, modal dan tenaga kerja melalui perdagangan dan investasi.

Scholte (2005) melihat beberapa defenisi yang dimaksudkan dengan globalisasi, antaranya adalah sebagai berikut:

(1) Internasionalisasi. Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya aktivitas hubungan internasional. Walaupun masing-masing negara masih mempertahankan identitasnya, namun menjadi semakin tergantung antara satu sama lain.

(2) Liberalisasi. Globalisasi juga diartikan sebagai semakin berkurangnya batas-batas sebuah negara. Misalnya, masalah harga ekspor/impor, lalu lintas devisa dan migrasi.

(3) Universalisasi. Semakin luasnya penyebaran material dan immaterial ke seluruh dunia, hal ini juga diartikan sebagai globalisasi. Pengalaman di satu tempat dapat menjadi pengalaman di seluruh dunia.

4) Westernisasi. Westernisasi merupakan satu bentuk dari universalisasi, dimana makin luasnya penyebaran budaya dan cara berfikir sehingga berpengaruh secara global.

(5) Hubungan transplanetari dan suprateritorialiti. Definisi yang kelima ini sedikit berbeda dengan keempat definisi sebelumnya. Keempat definisi sebelumnya mengidentifikasi bahwa masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya, namun pada definisi yang kelima ini menyatakan bahwa dunia global mempunyai ontologinya sendiri, bukan sekedar gabungan dari berbagai negara.

Namun sejauh ini, penggunaan istilah globalisasi belum memberikan definisi yang jelas. Meskipun beberapa fitur dan dimensi telah banyak dinyatakan seperti di atas. Konsep globalisasi perlu dikupas secara lebih mendalam sehingga kita dapat menilai pengaruh globalisasi terhadap peradaban dan perubahan perilaku. Memang, sampai saat ini, kita belum memiliki definisi dan konsep globalisasi yang jelas. Kita anggap bahwa kesepakatan para ahli tentang isu defenisi globalisasi belum/tidak akan tercapai. Hal yang sama juga belum adanya kesepakatan ilmiah dalam perumusan konsep budaya dan peradaban itu sendiri.

Corak globalisasi yang terjadi sekarang adalah jelas pada penekanan finasial global dan perkembangan teknologi yang semakin pesat. seiring dengan pemulihan pascakrisis, bertumbuhnya ekonomi digital dan intelejensi buatan (artificial intellligence), serta naiknya Cina sebagai kekuatan global. Globalisasi yang terjadi sekarang juga memberikan terjadinya lembaga-lembaga internasional seperti IMF, UN (PBB), WTO dan lain sebagainya yang mempunyai tupoksi seperti pemerintahan negara sehingga memberikan proyeksi pada kemungkinan pemerintahan global. Sedangkan pada periode sebelumnya jelas peningkatan bagaimana perpindahan manusia dapat diakomodir dengan baik atau masa puncak seni dan pemikiran pada zaman renaissance, polanya jelas berbeda dengan sekarang yang lebih mengintegrasikan ekonomi global dan variabel yang kompleks.

Mengapa orang kerap mendefinisikan globalisasi sebagai amerikanisasi dan westernisasi. Padahal jelas amerikanisasi dan westernisasi merupakan fenomena yang terjadi pada domain globalisasi, seperti k-pop yang merupakan fenomena koreanisasi. Mendefinisikan globalisasi sebagai amerikanisasi dan westernisasi menurut saya justru telah mereduksi definisi globalisasi yang justru lebih dari sekadar amerikanisasi dan westernisasi. Globalisasi sebagai fenomena menghilangnya batas-batas demarkasi antar-negara berimplikasi pada terjadinya westernisasi dan amerikanisasi yang kerap dilihat di teknologi seperti media sosial sebagai suatu kemajuan, sehingga digandrungi. Orang yang menyamakan globalisasi dengan westernisasi dan amerikanisasi biasanya hadir karena mereka menganggap teknologi yang hadir serta apa yang ditampakkan di teknologi tersebut jelas berbau eropa dan amerika, padahal itu hanya sebagian kecil, teknologi bukan variabel satu-satunya untuk mendefinisikan globalisasi, ada sosial, budaya, politik, dan sebagainya yang bisa dijadikan acuan untuk mendefinisikan globalisasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline