Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Mewujudkan Pemikiran KHD yaitu Berpihak Pada Murid
Pembelajaran berdiferensiasi adalah upaya pendidik dalam pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi dibutuhkan untuk mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam, setiap peserta didik memiliki kharakteristik yang unik, sehingga tidak bisa diperlakukan yang sama. Pendidik harus mampu memotret kebutuhan peserta didik secara menyeluruh untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat diambil keputusan yang tepat dalam menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi. Guru harus sadar, pembelajaran berdiferensiasi bukan memberikan perlakuan yang berbeda pada setiap peserta didiknya atau memberikan pembelajaran yang berbeda pada setiap muridnya. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan pada diferensiasi konten, diferensiasi proses, maupun diferensiasi produk pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut.
Kebutuhan belajar peserta didik dapat menurut Tomlinson dapat dilihat dari 3 aspek, pertama aspek kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru yang melekat pada peserta didik. Kedua aspek minat situasional dan individu, minat situasional merupakan keadaan psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada saat tertentu, sedangkan minat individu dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Ketiga aspek profil belajar yang mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar, profil belajar murid terkait dengan banyak faktor antara lain, preferensi terhadap lingkungan belajar, pengaruh budaya, preferensi gaya belajar.(visual, auditori, kinestetik), preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk
Untuk memudahkan memahami pembelajaran berdiferensiasi yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal, berikut saya sajikan gambaran implementasinya di kelas:
Perencanaan
Pada saat merencanakan pembelajaran, guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll). dari hasi pemetaan tersebut guru dapat memberikan berbagai strategi, materi, maupun cara belajar sesuai kebutuhannya. Contoh ditemukan peserta didik memiliki preferensi gaya belajar visual dan auditori.
Pelaksanaan
Strategi pembelajaran yang telah ditentukan setelah mengetahui kebutuhan belajar peserta didik dilaksanakan sbb:
- Direfensiasi konten merupakan apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya. Contoh peserta didik memiliki preferensi gaya belajar visual dan auditori maka konten harus tersedia dalam bentuk visual seperti PPT, Artikel, buku, jurnal, dsb., sedangkan auditori konten disediakan dalam bentuk video ataupun penjelasan langsung dari guru
- Diferensiasi proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan belajar mandiri maupun kelompok, memberikan teknik scaffolding untuk membantu peserta didik yang belum maksimal, serta mengembangkan kegiatan yang bervariasi
- Diferensiasi produk, pada aspek ini peserta didik diberikan pilihan untuk membuat hasil karyanya dalam bentuk, visual (poster, ppt, note, mindmap, dsb.) dan auditori (video, bermain peran, blog, dsb.) agar lebih mudah dan dirasa dapat menggambarkan pemahaman mereka.
Penilaian Formatif
Penilaian formatif dilakukan saat proses pembelajaran masih berlangsung. Penilaian formatif ini bersifat memonitor proses pembelajaran, dan dilakukan secara berkelanjutan serta konsisten, sehingga akan membantu guru untuk memantau pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan murid yang berkembang terkait dengan topik atau materi yang sedang dipelajari. Hasil dari penilaian ini akan menjadi sumber yang sangat berharga untuk mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid untuk diambil tindakan selanjutnya
Implementasi pembelajaran berdiferensiasi seperti di atas akan berdampak besar pada perkembangan peserta didik, peserta didik mampu mengembangkan dirinya berdasarkan kharakteristik yang dia miliki, sehingga akan lahir kesadaran dalam diri untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki. sebaliknya, jika kita tidak mampu memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, dampaknya peserta didik tidak dapat berkembang dan maju lebih baik.
Pembelajaran berdiferensiasi ini adalah upaya untuk mewujudkan pemikiran KHD yaitu pendidikan berpihak pada murid, Pendidikan yang menitikberatkan pada peserta didik sebagai prioritas utama yang harus dilayani, Setiap anak memiliki kemerdekaan untuk belajar sesuai dengan keinginan dan kemampuan alamiah yang terbentuk dalam dari diri anak. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi dibutuhkan guru yang memili visi yang jelas terkait keperpihakannya kepada peserta didik, serta dapat menerapkan nilai dan peran guru penggerak dalam membangun lingkungan belajar yang memiliki budaya positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H