Kompasiana.com- Pada tanggal 30 november 2024 Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) akan kembali menyelenggarakan Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP), Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) adalah sebuah organisasi nirlaba dan non-partisan yang berfokus pada bidang hubungan internasional, serta terbuka untuk semua lapisan masyarakat. Organisasi ini didirikan oleh Dr. Dino Patti Djalal, mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.
CIFP sendiri adalah Konferensi hubungan internasional ini menyediakan platform bersama bagi menteri, pejabat, diplomat, politisi, selebriti, ahli, peneliti, pengusaha, anggota militer, intelijen, jurnalis, mahasiswa, serta masyarakat umum untuk berdiskusi secara terbuka.
Di konferensi tersebut, bapak menteri luar negeri indonesia, bapak sugiono mengatakan bahwa "Saya yakin akan membantu dan melaksanakan tanggung jawab yang diberikan oleh presiden prabowo untuk menavigasi politik luar negeri indonesia".
Lalu setelah itu bapak sugiono pun membacakan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini sudah menjadi topik hangat dikalangan peserta atau partisipan.
Dimana bapak sugiono ingin menegaskan yang sesuai seperti yang dikatakan oleh presiden prabowo bahwa politik luar negeri indonesia tidak akan mengubah arahnya dari apa yang tradisional dan konstitusional yang memang telah dipatuhi selama ini.
Lalu ditegaskan lagi oleh pak sugiono dan telah dikatakan juga oleh pak dino dimana indonesia tidak akan bergabung dengan pakta militer dan blok militer.
Pak sugiono menjelaskan penyebab mengapa indonesia tidak bergabung dengan blok militer manapun agar bisa menjalin hubungan pertemenan dengan semua orang.
Jika dilihat dari pernyataan ataupun statement dari pak sugiono yang telah diberikan arahan oleh presiden prabowo, ini menunjukkan bahwa Indonesia berusaha untuk menjaga sikap netral di tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung. Dengan memilih untuk tidak bergabung dalam pakta militer, Indonesia menegaskan bahwa kerjasama internasional yang dilakukan akan didasarkan pada prinsip saling menghormati dan kesetaraan, serta berfokus pada diplomasi yang konstruktif. Hal ini juga mencerminkan upaya pemerintah untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas di tingkat global, sambil tetap menjaga kemandirian dalam pengambilan keputusan mengenai politik luar negeri.
Secara keseluruhan, pernyataan Bapak Sugiono menunjukkan arah politik luar negeri Indonesia yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak, sambil tetap menjaga identitas dan kedaulatan nasional yang telah terjalin.
Muhammad Satrio Adhi Wicaksono (6670230116)