Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Satria Ayubkhan

Senior It Consultant

Cerita Lebaran Tahun Ini Kembali Menemukan Makna Sejati Lebaran di Tengah Penuh Kehangatan di Kota Banjarmasin

Diperbarui: 2 Mei 2023   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Assalamualaikum Kompasianer Jogja dan Pembaca lainnya, pada momen yang penuh kebahagiaan ini, penulis ingin berbagi cerita lebaran yang menghangatkan hati. Sebelumnya, terima kasih kepada panitia Event KJOG yang telah menyelenggarakan acara yang mempererat tali silaturahmi di antara kita semua. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan keberkahan.

Lebaran selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu bagi umat Muslim di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh berpuasa, kita berkesempatan untuk merayakan kemenangan bersama keluarga dan orang terdekat. Bagi saya, Lebaran adalah momen yang penuh kehangatan, di mana kita bisa bersama-sama menciptakan kenangan indah yang tak terlupakan.

Tahun ini, saya merayakan Lebaran di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kota yang terkenal dengan keindahan alamnya ini juga memiliki nuansa Lebaran yang khas dan penuh kehangatan. Meskipun masih dalam situasi pasca pandemi COVID-19, suasana Lebaran tetap terasa meriah dan menggembirakan.

Sudah tradisi keluarga saya untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara di hari pertama Lebaran. Kami berkumpul di rumah salah satu anggota keluarga, saling bersalaman, dan mengucapkan selamat Lebaran. Di tengah suasana penuh kehangatan ini, saya tak bisa menahan rasa bahagia dan syukur atas kesempatan yang diberikan Allah SWT untuk merayakan kemenangan bersama keluarga tercinta.

Setelah bersilaturahmi, kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung Sabilal Muhtadin, tempat kami melaksanakan salat Idul Fitri. Meskipun jaraknya lumayan jauh dari rumah kami, tak mengurangi rasa syukur dan kebahagiaan yang kami rasakan. Terlihat senyum di wajah para jamaah yang bersyukur atas kesempatan untuk melaksanakan ibadah di masjid, setelah hampir dua tahun lebih ada yang terpaksa melaksanakan salat di rumah.

Setelah selesai salat, kami melanjutkan perjalanan ke rumah saudara lainnya untuk bersilaturahmi. Di sana, kami menikmati hidangan khas Lebaran seperti ketupat, soto banjar, buras, opor ayam, dan rendang. Semua hidangan disajikan dengan penuh kehangatan dan kebersamaan, membuat momen Lebaran semakin istimewa.

Di hari kedua Lebaran, kami melakukan ziarah ke makam orang tua dan nenek-kakek saya. Meskipun mereka sudah tidak bersama kita, namun perasaan rindu dan kebersamaan tetap terasa. Kami berdoa dan mengenang jasa-jasa mereka dalam membimbing kami selama hidup di dunia ini.

Lebaran tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, semangat kebersamaan dan persaudaraan tetap terasa kuat. Meskipun terpisah jarak dan waktu, kami tetap merasakan kehangatan Lebaran yang sama di hati kami.

Kota Banjarmasin memang menjadi tempat yang penuh kehangatan untuk merayakan Lebaran. Terlepas dari pandemi, kebersamaan dan persaudaraan tetap menjadi fokus utama di hari kemenangan ini. Semoga Lebaran tahun depan juga seperti ini lagi.

Ketika kembali ke rumah setelah perayaan Lebaran yang menyenangkan di Kota Banjarmasin, saya merasa sangat bersyukur. Bersyukur atas momen indah yang bisa saya bagikan bersama keluarga tercinta, dan juga atas kehangatan yang terus ada di antara saudara-saudara kita di seluruh Indonesia.

Momen lebaran memang selalu memberikan pesan dan makna yang mendalam, dan saya berharap cerita lebaran saya tahun ini dapat menginspirasi dan menyentuh hati teman-teman Kompasianer Jogja, khususnya yang jauh dari kampung halaman. Mari kita terus merayakan lebaran dengan penuh kehangatan dan kebersamaan, dan menjaga tali silaturahmi yang telah terjalin di antara kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline