Lihat ke Halaman Asli

Moh. Samsul Arifin

Saya suka membaca dan menulis apa saja

Anak Petani Tua Lebih Mencintai Besi Tua di Jakarta

Diperbarui: 1 Januari 2021   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: kpssteel

Sungai mengalirkan air yang banyak, sebelum menemukan muara, diserap tanah-tanah tikai, sawah-sawah petani tua yang anak-anaknya lebih mencintai besi tua di Jakarta.

Sungai pecah seribu, jadi irigasi, lewat samping pondok-pondok kecil yang berubah jadi mercusuar penghalau burung-burung di sawah yang padinya kuning. Air ditabung di sumur-sumur, sebelum dibagi-bagi ke tiap dapur.

Ia pada akhirnya sudah menghidupi orang-orang desa, meskipun gabah selalu murah. Tapi kesedihan dan terbelakang sudah jadi budaya.

Engkau adalah cair, dan kata sifat yang lain.

Umpama sungai, air mata yang banyak,

dihisap lengan baju kiri dan kanan tanpa selesai.

Lengan yang kuat dan hati yang lemah.

Lelaki yang seperti manusia.

Engkau telah jadi kata-kata sifat yang mengalahkan indah,

menghampiri sempurna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline