Lihat ke Halaman Asli

Cahaya dari Timur : Sepakbola Satukan Beta Maluku dari Trauma Konflik

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1401975852751609400

[caption id="attachment_327597" align="alignleft" width="619" caption="Cahaya dari Timur yang akan ditayangkan dibioskop seluruh Indonesia pada tanggal 19 Juni 2014. foto admin kompasiana"][/caption]

Cahaya dari Timur : Sepakbola Satukan Beta Maluku dari Trauma Konflik

oleh : Muhammad Samin SS

Film terbaru cahaya dari Timur yang disutradarai oleh Angga Dwi Sasongko akan segera ditayangkan secara serentak di Indonesia pada tanggal 19  Juni 2014 nanti, bahkan kompasiana juga memberikan tiket gratis bagi para kompasianer pecinta film.

Tak tanggung-tanggung 25 tiket akan dibagikan secara cuma-cuma oleh Kompasiana, dan tentu dengan cara mendaftarkan diri dan memiliki ikun kompasiana. Tunggu apalagi, ayo segera daftarkan diri anda untuk menonton film terbaru dari Indonesia Timur ini.

Meski belum menyaksikan secara langsung seperti apa tayanganfilm Cahaya dari Timur, membaca sekilas sipnosis dari film Cahaya dari Timur yang mengangkat kisah nyata dari seorang pemain sepak bola berasal dari desa Tulehu, Ambon yakni Sani Tawainela.

Dalam film ini alumnus pelatih sepakbola U -15 menceritakan kerasnya kehidupan para generasi muda di Maluku Utara yang selalu mengalami konflik, sehingga perlu ada perhatian khusus agar generasi muda Maluku tidak larut dalam suasana konflik.

5 tahun berada dalam suasana konflik, dan ribuan korban berguguran tentu menjadi sebuah pengalaman yang pahit bagi para generasi muda Maluku. Sehingga perlu penanganan khusus untuk mengobati trauma akibat isu sara yang melanda Maluku disaat itu, sampai akhirnya olahraga Sepakbola menyatakukan mereka dan menghilangkan trauma konflik yang telah banyak memakan korban jiwa.

Sani seperti yang dirilis admin merupakan saksi sejarah betapa berkecamuknya perang SARA di Maluku, bahkan dia melihat langsung seorang anak tertembak mati di hadapannya. Kejadian pilu itu menuntut Sani berbuat sesuatu untuk mengalihkan perhatian anak-anak di sana dari konflik Maluku.

Apa yang dilakukan Sani dalam mengalihkan perhatian anak-anak Maluku ini ia tempuh dengan cara mempertemukan anak-anak ini dengan olahraga yang bernama Sepakbola. Talenta-talenta yang dimiliki oleh anak-anak maluku ini mengantarkan mereka untuk ke Jakarta mengikuti turnamen Medco pada tahun 2006 lalu. Sehingga konflik-konflik yang ada di Maluku jadi terlupakan dan

Bagi anak-anak Maluku ini merupakan pengalaman pertama mereka keluar apalagi mereka baru pertamakali naik pesawat, cerita ini dibarengi dengan humor, ketegangan dan tentu kisah yang sedih menambah kita terbuai dalam cerita khas budaya Maluku.

Mengambil latarbelakang dari budaya Maluku, menambah asyiknya perjalanan film Cahaya dari Timur dan membuat kita semakin penasaran seperti apa film dari Indonesia Timur. Penasar ayo gabung nobar bersama Kompasiana. Salam (****)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline