Pada modul 1.4, saya mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya budaya positif dalam lingkungan pendidikan, khususnya di sekolah menengah kejuruan (SMK).
Budaya positif bukan hanya tentang menciptakan suasana yang menyenangkan, tetapi juga tentang membangun nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang mendukung pembelajaran yang efektif.
Sebagai calon guru penggerak, saya menyadari bahwa membangun budaya positif di sekolah adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan karakter dan keterampilan siswa.
Budaya positif di sekolah dapat terlihat melalui beberapa aspek, seperti komunikasi yang baik, penghargaan atas prestasi, dan kegiatan yang melibatkan seluruh warga sekolah. Salah satu budaya positif yang dapat diterapkan di SMK adalah pembiasaan perilaku saling menghargai dan menghormati antar siswa dan guru.
Ini bisa dilakukan dengan cara mendorong siswa untuk saling menghargai pendapat teman sekelas mereka, baik dalam diskusi kelompok maupun presentasi di depan kelas. Dengan cara ini, siswa belajar untuk mendengarkan dan menghargai sudut pandang orang lain, yang merupakan keterampilan penting dalam dunia kerja.
Selain itu, penghargaan atas prestasi juga merupakan bagian dari budaya positif. Di SMK, seringkali ada kompetisi antarkelas atau antarketerampilan yang melibatkan berbagai keahlian.
Dengan memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi, baik dalam akademik maupun keterampilan, sekolah dapat memotivasi siswa untuk berusaha lebih keras.
Misalnya, saya dapat mengadakan acara "Hari Penghargaan Siswa Berprestasi" setiap akhir semester. Dalam acara ini, siswa yang menunjukkan kemajuan signifikan atau berprestasi dalam kompetisi keahlian akan diberikan piagam dan hadiah. Hal ini tidak hanya memberikan pengakuan kepada siswa, tetapi juga mendorong siswa lainnya untuk lebih giat belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Selanjutnya, kegiatan sosial juga dapat menjadi bagian dari budaya positif. Di SMK, siswa bisa terlibat dalam kegiatan sosial seperti bakti sosial atau penggalangan dana untuk masyarakat yang membutuhkan.
Kegiatan ini tidak hanya mengembangkan keterampilan sosial siswa, tetapi juga membangun rasa empati dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.