2 Tipe Pemimpin Favorit, Militer dan Entepreneur
By: M. Saiful Kalam
(cerita ini berdasarkan opini penulis semata dan beberapa dari buku. Alur dan redaksi diubah agar mudah dipahami. Happy reciting)
Pemimpin adalah orang yang memimpin, ia berada di garis terdepan dan siap membawa pasukannya untuk menang perang, itu dari jenderal tempur. Pemimpin adalah orang yang siap bertanggung jawab terhadap anak buahnya yang bekerja di tempatnya, sekaligus menjamin kehidupan dan kenyamanan anak buahnya, itu dari owner perusahaan. Arti pemimpin sendiri itu luas, disini penulis hanya mengambil dua tipe dari sekian contoh pemimpin yang ada.
Kenapa tipe yang diambil antara si jenderal tempur dan owner perusahaan. Begini penjelasannya sebelum ke inti, keduanya sudah mengalami banyak hal yang pahit sehingga kedewasaan dan rasa kepemimpinannya tinggi.
Maksudnya, sikap yang terbentuk akhirnya tidak berlaku semena-mena dan bijak dalam mengambil keputusan. Kalau tidak semena-mena, maka bawahannya akan merasa nyaman bekerja. Kalau bijak dalam mengambil keputusan, maka bawahannya akan setia dan patuh terhadap apapun yang akan diperintahkan.
Ambil contoh sederhananya begini, seorang yang mulanya bisnis fotokopian di dekat kampus. Mulanya hanya ia dan istrinya yang sehari-hari bekerja. Kadang tiap bulan hanya balik modal, itu pun sudah untung. Kadang ada bulan rugi, dimana usahanya tidak membuahkan keuntungan. Hidup serba ngirit dan hemat. Sampai 2-3 tahun kemudian, bisnisnya yang dialami mengalami keuntungan tiap bulannya. Hidupnya mulai stabil dan naik. Bahkan di tahun ke-4, ia mampu mempekerjakan 3 orang sebagai karyawannya. Gaji yang karyawan peroleh setidaknya cukup untuk biaya hidup seperti tempat tinggal dan makan.
Tentu ia sekarang menjadi owner fotokopian. Karena ia sudah mengalami rasa pahit dalam dunia usaha, sikapnya kepada karyawan itu mencerminkan seorang pemimpin, yaitu mengarahkan dengan sepenuh hati, menasehati bila salah, memberikan perintah yang jelas. Kebanggaannya jadi owner fotokopian adalah ketika ia mampu menggaji tepat waktu pada karyawannya. Dan karyawannya bisa hidup dari hasil gaji yang diterimanya. Itu adalah rasa bangga dan senang yang tidak bisa dibeli.
Begitu pula seorang tentara. Awalnya ia pangkatnya prajurit tamtama yang kerjanya tiap hari diperintah kepalanya untuk fisik terus-menerus. Kalau berada di tentara, lari puluhan kilo, bertarung, latihan bersenjata, dihukum fisik, menjalankan misi berbahaya, hidup dihutan tanpa bekal, itu semua adalah suka-dukanya seorang tentara.
Belum lagi kalau ada perang seperti kelompok KKB di Papua, nyawa adalah taruhan. Bagi tentara, apalagi prajurit baret merah, lebih baik tinggal nama dibanding gagal di misi. Apa itu artinya, ya seorang prajurit harus berhasil menjalankan misi yang ada.
Karena prajurit muda yang 4 tahun sudah mengabidkan diri dengan baik, maka di tahun ke-5 ia menjadi prajurit bintara. Kalau seorang prajurit, semakin tinggi jabatan, maka tingkat kesulitan misi yang dijalankannya semakin tinggi dan banyak. Kalau sudah jadi jenderal, bisa dipastikan orang tersebut adalah orang yang pilihan. Disaring diketat oleh keadaan dan memiliki segudang prestasi dalam menjalankan misi.