Referensi: kitab kuning
(cerita ini bersumber dari kitab klasik/kuning. Happy reciting)
Ilmu tajwid adalah ilmu yang membahas mengenai kaidah dalam membaca Al-Qur'an. Kalau dalam sholat , kaidahnya mengikuti ilmu fikih, maka membaca Al-Qur'an kaidahnya mengikuti ilmu Tajwid.
Sebelum membahas ilmu tajwid, wajib bagi kita untuk tahu apa saja huruf hijaiyah dan harokat yang ada. Itu adalah hal yang dasar dan bisa diajarkan ketika masa kecil kita dipondokkan ke masjid untuk mengikuti praktik baca-tulis Al-Qur'an dari ustadz/ustadzah.
Nah, terkadang kebanyakan dari kita sudah bisa membaca Al-Qur'an dengan sangat lancar bahkan ada yang bisa menggunakan ilmu qiroaat (ilmu yang membahas 7,10,14 lagu dalam membaca Al-Qur'an). Tapi hal itu harus diimbangi dengan ilmu tajwid.
Ilmu tajwid sendiri memiliki ada banyak, tapi kali ini yang dibahas ada 4 hukum dasar, yaitu idzar, idgham, ikfha, dan iqlab.
Idzar adalah hukum bacaan apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf idzhar halqi. Hurufnya ada 6, yaitu hamzah, ha, kha, ain, ghain, dan ha. Cara membacanya adalah dengan langsung tanpa ada dengung atau dipanjangkan. Contohnya ada pada surat Al-Fatihah ayat 7, pada lafadz,
"Allazina an'amta 'alaihim."
Pada kalimat an'amta dibaca jelas tanpa dengung dan dipanjangkan.
Beda lagi dengan jenis yang ini, idzhar syafawi. Kalah idzhar syafawi adalah hukum bacaan ketika mim sukun bertemu semua huruf hijaiyah kecuali mim dan ba. Dibacanya tetap jelas, cuman yang membedakan dari segi pengertiannya tadi.
Kemudian, hukum kedua adalah idgham. Idgham sendiri adalah hukum bacaan ketika nun mati atau tanwin dileburkan pada salah satu huruf idgham. Huruf idgham sendiri 6, 2 masuk ke jenis bila ghunnah (lam dan ro), dan yang 4 masuk ke jenis bighunnah (wawu, ya, mim, dan nun). Contohnya ada pada surat Al-Fatihah ayat 1,