Lihat ke Halaman Asli

M. Saiful Kalam

Sarjana Ekonomi

Apa Itu Ilmu Nahwu?

Diperbarui: 22 November 2021   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Referensi: kitab kuning

Ilmu nahwu merupakan salah ilmu yang membahas mengenai kedudukan kata dan kalimat dalam bahasa Arab (bahasa penulis). Kalau dipondok, biasa diistilahkan dengan 'ibunya' dari bahasa Arab. Lantas siapa yang menjadi 'anaknya'?, ialah ilmu shorof.

Perbedaanya kalau ilmu nahwu itu mendalam. Bahkan ada satu kitab yang isinya ratusan halaman hanya untuk membahas ilmu nahwu. Sedangkan ilmu shorof hanya membahas berkaitan dengan perubahan kata, misal dari fa'ala jadi yaf'ulu.

Oke, kali ini penulis akan membahas mengenai ilmu nahwu. Di dalam pembukaan ilmu nahwu, dijelaskan mengenai pengertian kalam. Apa itu kalam? Kalam menurut kitab jurumiyah adalah lafadz yang tersusun yang memberi faidah dengan menggunakan bahasa Arab.

Kalam sendiri dibagi menjadi 3, yaitu isim, fiil, dan huruf. Isim sendiri adalah kata benda, fi'il adalah kata kerja, dan huruf adalah huruf.

Begini, penjelasannya. Isim sendiri bisa dilihat dari bentuk katanya. Ciri khas isim adalah dia itu nasob (fathah), rofa' (dhommah), dan jer (kasroh). Sedangkan ciri khas fi'il adalah nasob (fathah), rofa' (dhommah), dan jazm (sukun). Sedangkan kalau huruf nasob (fathah), jer (kasroh), dan jazm (sukun)

Apa maksudnha nasob, rofa', jer, dan, jazm. Misal ada kalimat (dalam bahasa Indonesia diistilahkan kata) kitabun, berarti itu rofa'. karena harokat akhirnya dhommah tanwin. Jadi, istilah seperti itu bisa diketahui dari harokat akhirnya.

Kalau sudah bisa mengerti istilah seperti itu, maka langkah selanjutnya adalah mengenali kalimat apa saja yang masuk isim, fi'il, dan huruf. Contoh isim (kata benda) bisa berupa kursi, meja, dsb. Kalau fi'il (kata kerja) seperti makan, berjalan, mandi, dsb. Kalau huruf (kata hubung) seperti dan, jika, atau, dsb.

Sebenarnya, ilmu bahasa itu memiliki kemiripan. Tinggal diubah aja ke bahasa lain, tapi pedomannya tetap sama. Kalau di bahasa Indonesia mengenal rumus SPOK, maka dibahasa arab pin demikian.

Kalau sudah mengenai istilah nasab dkk, maka selanjutnya mengenai soal mabni atau mu'rab. Mabni sendiri memiliki arti bahwa harokat akhir di kalimatnya tidak dapat diubah, meski ada amil yang masuk (amil ada faktor yang merubah kedudukan kalimat.

Misal masjidun memiliki kata jamak masajidu. Masajidu sendiri kalau dimasuki amil apapun, tidak bisa diganti akhir harokatnya. Berbeda dengan masjidun kalau dimasukin amil jer, ia jadi majrur. Contoh, fi masjidi (bukan fi masjidu, karena ada amil). Nah, kalau contoh fi masjidi sendiri termasuk kategori mu'rab (bisa berubah harokat akhirnya bila ada amil).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline