Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Said

Sayyidul qaumi Khoodimuhum

Perlunya Seorang Khalifah

Diperbarui: 31 Januari 2021   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Islam adalah agama yang paling sempurna dan diridhoi Allah swt. Bahkan Allah swt sudah menjanjikan bahwa Agama Islam akan menang/unggul diatas agama-agama lain (QS  Ash-Shaf  : 10 ). Ketika agama Islam langsung dipimpin oleh Rasulullah saw maka dalam waktu yang sangat singkat, Islam memperoleh kemenangan yang luar biasa. Kemenangan tersebut dikarenakan adanya seorang pemimpin yaitu Rasulullah saw dan semua shahabat taat sepenuhnya kepada beliau, begitu juga pada zaman Khulafaurrasyiddin.

Tetapi setelah Islam berpecah belah menjadi beberapa golongan dan mereka memiliki  pemimpin masing-masing, maka kemunduran Islam mulai tampak, dengan maraknya perang saudara, saling mengklaim golongannya yang paling benar serta saling menghujat kafir dan banyak lagi yang lainnya. Pada dasarnya Islam sudah tidak bersatu lagi, sehingga para musuh Islam dengan mudahnya menyerang agama Islam.

Keperluan akan seorang Khalifah adalah satu hal mutlak yang harus dimilki umat Islam, sehingga kemenangan Islam akan segera tercapai. Khalifah lah pemersatu umat, perpecahan dan perseteruan antar Golongan dalam Islam tidak dapat diselesaikan tanpa seorang Khalifah. Umat Islam sedang menggebu-gebu untuk menegakkan Khilafat, namun sampai sekarang bahkan sampai kapan pun mereka tidak akan pernah bisa memiliki seorang Khalifah. 

Karena Khalifah bukan dijadikan oleh Manusia, melainkan Allah SWT lah yang akan menjadikan seorang Khalifah. Hal ini sangat jelas sekali kita baca dalam Al-Quran ul Karim. Al-Quran memberikan makna yang cukup luas; sebagai Contoh Al-Quran amenggunakan Khaliifah Fil Ardhi/Khalifa on the earth, (Khalifa diatas Bumi). Ada Juga kita bisa menyebutnya sebagai Khalifatullah, seperti sebutan bagi Nabi Daud as.

 Janji Allah Ta'ala akan tegakknya Khilafat adalah sbb :
"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh di antara kalian bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka khalifah-khalifah di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah-khalifah di antara orang-orang sebelum mereka; dan Dia pasti akan menguatkan bagi mereka agama mereka yang Dia ridhai bagi mereka; dan Dia pasti akan memberi mereka keamanan dan kedamaian -- sebagai pengganti -- sesudah ketakutan mereka: Mereka akan beribadah kepada-Ku, dan mereka tidak akan menyekutukan sesuatupun dengan Aku. Maka barang siapa yang ingkar sesudah itu, mereka adalah orang-orang yang fasik." (QS An-Nur 24:56).

Surah An-Nur berhubungan dengan maksud-maksud kemajuan Islam dan keunggulan ruhani pengikut-pengikutnya. Sebagian tujuan-tujuan itu telah disebutkan dalam bagian terdahulu dari surah itu tapi khusus ayat ini (24:56) menjanjikan keberkatan khilafat sebagai ganjaran untuk iman dan amal saleh mereka. Ayat itu juga merujuk pada ciri-ciri khas berikut dari berkat itu:
(1)Agama mereka akan dikuatkan.
(2)Ketakutan mereka akan diganti dengan ketenangan dan keamanan.
(3)Seperti jelas di atas, ketaatan pada Tauhid (yakni Keesaan Tuhan) yang sempurna akan terjamin.

Ayat berikutnya (24:57) memperingatkan bahwa mereka yang     meremehkan dan menghina karunia yang begitu besar akan diputuskan dari sumber keberkatan Ilahi. Ini merupakan satu peringatan yang sangat tegas dan keras.
Islam tidak akan mungkin berkembang kecuali dengan adanya Khilafat. Sepanjang sejarahnya Islam maju karena Khilafat dan di masa depan pun juga akan maju melalui sarana ini.' (Darsul Quran, Hazrat Muslih Mau'ud ra, November 1921).


Berkaitan dengan ini Hadhat Khalifatul Masih Al Khamis nashorohulllohi nashron 'aziza bersabda :
"Pemimpin dunia yang mana yang berdoa untuk orang-orang yang sakit. Pemimpin dunia yang mana yang gelisah akan perjodohan anak-anak perempuan dalam kaumnya dan berdoa untuknya. Pemimpin dunia yang mana yang memikirkan talim untuk anak-anak. Memang pemerintah juga membuka lembaga-lembaga pendidikan, pemdidikan memang tersedia, tetapi yang memikirkan pendidikan untuk anak-anak yang tersebar di seluruh dunia ini hanyalah khalifah-e-waqt. Hanya anggota Jemaat Ahmadiyahlah yang bernasib baik selalu diperhatikan oleh khalifah-e-waqt, bahwa mereka harus menempuh pendidikan, kesehatan mereka diperhatikan oleh Khalifah-e-waqt, dan masalah-masalah perjodohan. 

Pendek kata, tidak satupun permasalahan para Ahmadi yang tersebar di dunia, baik permasalahan pribadi, maupun permasalahan Jemaat, yang tidak diperhatikan oleh khalifah-e-waqt, dan yang tidak dupayakan penyelesaiannya secara amalan dan dengan tunduk [berdoa] di hadapan Allah Ta'ala. [tidak satupun permasalahan para Ahmadi] yang tidak dimintakan dalam doa kepada-Nya. Saya dan para khalifah sebelum saya juga melakukan hal ini. Tidak ada negara di dunia ini yang bayangannya tidak sampai kepada saya sebelum saya tidur pada malam hari dimana saya tidak berdoa untuknya dalam tidur dan jaga saya. Saya tidak sedang mengatakan hal ini sebagai ihsan/kebaikan [saya]. Ini adalah kewajiban saya. Semoga Allah Ta'ala menjadikan saya dapat menunaikan kewajiban saya lebih dari itu." (Khutbah Jum'at, 6 Juni 2014).

innamal imaamu junnatun yuqootilu man waroihi wa yattaqi bihi -- "Imam adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan mencari perlindungan darinya." Selama berada dibalik perisai maka akan terjaga, jika tidak,maka senjata-senjata konspirasi dunia akan memotong-motongnya.
Inilah keakbaran dari seorang Khalifah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline