Lihat ke Halaman Asli

muhammad saenudin

mahasiswa Universitas Pamulang dan pegawai swasta

Interferensi Bahasa dengan Memelintir Makna dengan Kecerdasan Ganda

Diperbarui: 7 Juli 2023   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: https://kbbi.lektur.id/


Interferensi Bahasa Dengan Memelintir Makna Dengan Kecerdasan Ganda


Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Indonesia telah mengalami

perkembangan yang pesat sejak merdeka pada tahun 1945. Sebagai bahasa yang digunakan

oleh lebih dari 270 juta penduduk Indonesia, Bahasa Indonesia memiliki banyak ragam dan

variasi dalam penggunaannya. Salah satu fenomena menarik dalam Bahasa Indonesia adalah

interferensi bahasa, yang merupakan pengaruh dan penggunaan istilah atau frasa dari bahasa

asing dalam percakapan sehari-hari.


Interferensi bahasa terjadi ketika bahasa asing atau pengaruh budaya dari luar masuk

ke dalam Bahasa Indonesia. Hal ini sering terjadi karena kemajuan teknologi dan interaksi

antarbudaya yang semakin meningkat dalam era globalisasi. Interferensi bahasa tidak selalu

negatif atau salah, namun dapat menghasilkan pemahaman yang salah atau memutarbalikkan

makna asli dari kata atau frasa.


Salah satu contoh interferensi bahasa yang umum terjadi dalam Bahasa Indonesia

adalah penggunaan kata-kata bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Kata-kata seperti

"sorry", "thank you", "meeting", atau "deadline" sering digunakan dalam konteks percakapan

formal maupun informal. Meskipun kata-kata ini telah diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia,

namun penggunaannya seringkali memelintir makna asli. Sebagai contoh, penggunaan kata

"sorry" dalam Bahasa Indonesia sering kali hanya sebagai ungkapan sopan dan bukan sebagai

permintaan maaf yang tulus.


Interferensi bahasa juga dapat terjadi melalui penggunaan istilah teknis atau jargon

dalam bidang-bidang tertentu. Misalnya, dalam dunia teknologi informasi, penggunaan istilahistilah seperti "hardware", "software", atau "debug" sering digunakan dalam Bahasa Indonesia

tanpa terjemahan. Namun, pemahaman yang benar terhadap istilah-istilah tersebut tidak selalu

ada, dan seringkali terjadi kesalahpahaman atau penafsiran yang keliru.


Selain itu, interferensi bahasa juga dapat terjadi melalui penggunaan frasa atau idiom

yang diambil dari bahasa asing. Misalnya, frasa "brainstorming" yang diambil dari bahasa

Inggris sering digunakan dalam Bahasa Indonesia untuk menggambarkan proses berkumpul

dan berdiskusi untuk mencari ide baru. Namun, frasa ini tidak sepenuhnya menggambarkan

makna aslinya dan bisa menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan benar.

Penting untuk memahami bahwa interferensi bahasa bukanlah hal yang salah atau buruk

secara mutlak. Dalam era globalisasi dan interkoneksi budaya saat ini, penggunaan kata-kata

atau frasa dari bahasa asing dapat menjadi bagian yang alami dalam perkembangan Bahasa

Indonesia. Namun, penting juga bagi kita sebagai penutur bahasa Indonesia untuk mengasah

kecerdasan ganda dalam memahami dan menggunakan bahasa dengan tepat.


Kecerdasan ganda dalam konteks ini berarti memiliki pemahaman yang baik tentang

makna asli kata-kata atau frasa yang dipinjam dari bahasa asing. Selain itu, kita juga perlu

mempertimbangkan konteks dan penggunaan yang tepat dalam percakapan sehari-hari. Dengan

memahami interferensi bahasa dan mengasah kecerdasan ganda kita, kita dapat menghindari

kesalahan komunikasi dan memelihara kekayaan serta keaslian Bahasa Indonesia.


Dalam kesimpulan, interferensi bahasa merupakan fenomena menarik dalam Bahasa Indonesia

yang melibatkan pengaruh dan penggunaan istilah atau frasa dari bahasa asing. Penggunaan

kata-kata atau frasa asing dalam Bahasa Indonesia dapat memelintir makna asli dan

menyebabkan kesalahpahaman jika tidak dipahami dengan benar. Oleh karena itu, penting bagi

kita untuk mengasah kecerdasan ganda dalam memahami dan menggunakan Bahasa Indonesia

dengan tepat, sehingga kita dapat mempertahankan keaslian dan kekayaan bahasa kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline