Tidak semua bahasa arab itu doa. Seiring perkembangan teknologi, banyak dakwah yang disampaikan melalui media-media sosial diantaranya Instagram, Youtube, Twitter, Facebook dan media--media sosial lainnya.
Dengan kemudahan media sosial khususnya dikalangan generasi milenial, tidak sedikit dari mereka yang tertarik terhadap perkara-perkara hijrah.
Dengan minimnya pengetahuan tentang ilmu agama yang dimiliki dan hanya didasari dengan semangat yang tinggi, tidak sedikit pula dari mereka yang keliru terhadap pemahaman dari apa yang disampaikan oleh si pendakwah tersebut.
Seperti contoh, Ketika si pendakwah menyampaikan sebuah sya'ir stau sebuah istilah yang menggunakan bahasa arab, mereka berpendapat bahwa yang di sampaikan tersebut adalah sebuah do'a atau hadist.
Jika melihat kepada daerah-daerah yang menggunakan bahasa arab sebagai bahasa yang digunakan sehari hari, ketika mereka sedang melakukan percakapan apakah mereka itu disebut sedang berdo'a?
Hijrah dari sebuah perilaku yang tidak baik dan berusaha menjadi lebih baik itu memang sangat di anjurkan, tetapi hijrah tidak cukup hanya mendengarkan dakwah saja, namun diperlukan juga orang yang paham dan mengerti untuk dapat membimbing dan mengarahkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam memahami apapun yang disampaikan oleh si pendakwah khususnya, kalimat--kalimat yang disampaikan menggunakan bahasa arab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H