Susiyakah, nama temanku yang berkulit putih, cementil, dan cantik orangnya
Usia Sekolah Dasar kelas enam aku mulai mengenalnya, ketika pindah sekolah dari SDN Benjeng di desa, ke SDN Bedilan I di Gresik kota
Sebagai siswa pindahan, rasa malu dan canggung adalah tantangan yang harus kuhadapi pada mulanya
Iseng gemuruh suara teman-teman terhembus, ada yang menyebut tempat dudukku sebangku dengan Susiyakah, yang membuatku terkesiap seketika mendengarnya
Yang membuatku tersipu malu ketika duduk berdampingan pada pertamakalinya
Asyik terasa ketika pelajaran Bahasa Indonesia, karena aku dan Susiyakah diapit dua teman lain berdesakan. Bahan ajar buku Bunga Melur milik sekolah jumlahnya terbatas dan harus dibaca untuk empat orang sebangku
Kenangan menggembirakan pernah ada, sewaktu sebagai finalis pada Lomba Cerdas Tangkas Tingkat SD se Gresik dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Gedung Nasional Indonesia Gresik bertanding di puncak acara antara Regu Putra SDN Bedilan I yang kupimpin, melawan Regu Putri SDN Bedilan I yang dipimpin oleh Nuraini dengan anggota regunya Susiyakah, dan reguku sebagai Pemenang Pertama
Ada lagi kenangan yang sangat berkesan, ketika aku dan Susiyakah maju tampil bersama menerima hadiah sebagai lulusan terbaik kedua pada acara perpisahan sekolah. Terbaik I atas nama Urip Santoso dengan jumlah nilai 27 untuk Mata Pelajaran Berhitung, Ilmu Alam dan Bahasa Indonesia. Sebagai terbaik kedua, nilaiku dan Susiyakah sama jumlahnya 26, sedangkan Nuraini terbaik ketiga yang jumlah nilainya 25, semua menerima hadiah
Hampir tujuh windu kemudian, aku berusaha menemui di rumahnya di Jakarta. Semula dia terlupa semua kenangan masa remaja di sekolah, tetapi kemudian terhenyak setelah berhasil mengingat semuanya*****
Bekasi, September 2024