Lihat ke Halaman Asli

muhammad sadji

pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

Bunga Anggrek dan Singkong Jepang

Diperbarui: 17 November 2022   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga Anggrek. (Dok. pribadi)

Di pekarangan rumah saya ada dua tanaman yang punya nilai sejarah dan kenangan yang sulit dilupakan, paling tidak buat saya.

Yang pertama, bunga anggrek liar yang tadinya menumpang hidup di pohon trembesi yang lumayan besar, entah sudah berapa tahun umurnya. Mungkin takut roboh, pohon besar di kawasan Kesehatan Pertamina itu ditebang habis. Ketika melihat bunga anggrek ikut roboh dan teronggok begitu saja, lalu saya minta ijin agar sebagian diperbolehkan saya bawa pulang. Sekarang ini, bunga anggrek tersebut sedang muncul kembangnya yang cantik.

Yang kedua, pohon yang dikenal sebagai singkong Jepang yang daunnya sama seperti pohon singkong tetapi warnanya hijau kuning. Semula saya kira tanaman hias biasa yang dibudidayakan di taman Wisma Pertamina (Wiperti). Saya minta cabangnya sebatang kepada Tukang Kebun Wiperti, dipotong lima seukuran menanam singkong dan saya tanam di pekarangan rumah. 

Tetapi karena banyak hama pada daunnya, pohon-pohon itu saya jebol dan kagetnya, umbinya ternyata menyerupai singkong biasa tetapi warnanya agak keputihan. Karena penasaran, lalu istri saya sepakat untuk mencoba merebus. 

Dan ternyata seperti singkong biasa putih bersih dengan rasanya lebih pulen. Jadilah jenis singkong itu resmi saya budidayakan dengan menanamnya di kebun dan dirawat dengan baik. Singkong itu oleh Tukang Kebun yang merawat, dibuktikan sangat cocok untuk dibuat tapai (tape) singkong.

Daun Singkong. (Dok. pribadi)

Dua jenis tumbuh-tumbuhan kenangan itu saya peroleh sewaktu saya berkantor di Gedung Wiperti. Pada tahun 2006 saya menjalani masa MPP (Masa Persiapan Pensiun) Pertamina. 

Selama satu tahun saya diperbantukan pada Tim Terpadu Pengawasan BBM (Timdu BBM) di bawah Kementerian Koordinator Polhukam. Kantornya bertempat di Gedung Wiperti yang lokasinya tepat berseberangan dengan Stasiun Kereta Api Gambir di Jakarta Pusat. 

Bersebelahan dengan Gedung Wiperti terdapat Rumah Mobil Pemadam Kebakaran Pertamina dan Fasilitas Kesehatan Pertamina yang sempat berfungsi juga sebagai pusat pemeriksaan ksehatan tahunan para pekerja Pertamina. Pada tahun 1981, saya pernah menginap di Wiperti ini selama dua minggu dalam rangka mengikuti kursus Aviation Supervisor Course. Kondisi wisma waktu itu kamarnya masih seperti hotel mewah, begitu juga cara pelayanannya.

Sekarang ini, kalau kita ke Stasiun Gambir, tidak lagi melihat kedua kawasan itu, karena telah dirobohkan dan berubah menjadi kawasan gedung megah "Grha Pertamina". Untung saya bisa menyimpan kenangannya berupa tanaman bunga anggrek dan singkong Jepang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline