Pokok Pemikiran Marx Weber dan H.L.A Hart
Marx Weber
Max Weber adalah seorang sosiolog asal Jerman yang memberikan kontribusi signifikan dalam memahami masyarakat dan tindakan sosial. Fokus utama Weber adalah pada tindakan individu dan makna yang melekat di dalamnya.
Pokok-Pokok Pemikiran Max Weber:
Tindakan Sosial:
Weber mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang memahami tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang memiliki makna subjektif bagi pelaku dan dipengaruhi oleh tindakan orang lain.
Jenis Tindakan Sosial
Weber membagi tindakan sosial menjadi empat jenis:
Tindakan rasional berdasarkan tujuan : Didasarkan pada perhitungan rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh: seorang pengusaha yang membuka bisnis baru dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Tindakan rasional berdasarkan nilai : Didasarkan pada keyakinan akan nilai intrinsik suatu tindakan. Contoh: seorang aktivis lingkungan yang melakukan demonstrasi karena percaya pada pentingnya menjaga lingkungan.
Tindakan afetif : Didasarkan pada emosi atau perasaan. Contoh: seseorang yang menangis karena sedih.
Tindakan tradisional : Didasarkan pada kebiasaan atau adat. Contoh: seseorang yang merayakan hari raya sesuai dengan tradisi keluarganya.
Rasionalisasi:
Proses: Weber melihat adanya tren rasionalisasi dalam masyarakat modern, di mana tindakan-tindakan yang didorong oleh nilai-nilai tradisional dan afeksi semakin digantikan oleh tindakan yang didorong oleh perhitungan rasional.
Dampak: Rasionalisasi membawa konsekuensi positif seperti efisiensi dan kemajuan, tetapi juga menimbulkan dehumanisasi dan birokrasi yang kaku.
Kekuasaan:
Jenis Kekuasaan:
Weber membedakan tiga jenis kekuasaan:
Kekuasaan tradisional : Kekuasaan yang didasarkan pada tradisi dan kebiasaan.
Kekuasaan karismatik : Kekuasaan yang didasarkan pada karisma atau daya tarik pribadi seorang pemimpin.
Kekuasaan rasional-legal : Kekuasaan yang didasarkan pada aturan hukum dan prosedur yang rasional.
Birokrasi:
Ciri-ciri : Birokrasi adalah bentuk organisasi yang paling efisien dalam masyarakat modern. Ciri-cirinya meliputi hierarki yang jelas, pembagian tugas yang spesifik, aturan yang tertulis, dan impersonalitas.
Dampak : Birokrasi meningkatkan efisiensi tetapi juga dapat menimbulkan birokrasi yang kaku dan mengurangi kreativitas.