Keberadaan peternakan sapi meningkatkan penghasilan keluarga, serta memberikan peluang kerja bagi warga di desa Srengat. Para peternak sapi pada umumnya berkeinginan terus untuk meningkatkan usahanya, namun demikian karena usaha yang dilakukan di dekat perumahan penduduk maka terdapat beberapa kendala. Permasalahan utama bagi usaha ternak secara umum yakni bau kotoran/limbah yang dihasilkan sangat mengganggu warga sekitarnya, karena baunya memang tidak enak apalagi bila musim penghujan. Selain menimbulkan bau yang tidak enak dari limbah peternakan sapi adalah timbunan dari kotoran yang ditampung dalam tempat tertentu (dalam lobang tanah) merupakan sarang nyamuk dan sumber penyakit.
Keberadaan peternakan sapi di desa Srengat mempunyai dampak yang cukup besar bagi warga desa tersebut dan daerah sekitarnya, usaha tersebut merupakan usaha padat karya, yang memerlukan banyak tenaga kerja. Semakin banyaknya pertenakan sapi , akan banyak menyerap banyak tenaga kerja yang terlibat, dimana secara tidak langsung mengurangi urbanisasi para pemuda ke kota, karena sudah banyak lapangan kerja di pedesaan, dan secara otomatis menggairahkan perekonomian didesa tersebut atau daerah sekitarnya.
Keuntungan lainnya adalah dapat meningkatkan kesehatan masayarakat, karena dapat meminum/membeli susu segar secara murah dari peternak lansung. Namun demikian disamping dampak positip usaha peternakan sapi juga ada dampak negatifnya yang dirasakan warga sekitarnya, dimana limbah peternakan sapi memberikan bau yang tidak enak bagi warga sekitar, dan juga sebagai sumber penyakit. Para peternak sapi pada umumnya masih sangat terbatas dalam hal tehnologi tepat guna, sehingga belum dapat menjaga kebersihan lingkungan atau memmanfaatkan limbah yang dihasilkan menjadi produk yang lebih berdaya guna, padahal limbah tersebut dapat dioptimamalkan menjadi biogas. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai pengganti minyak tanah, atau LPG oleh peternak sendiri atau warga sekitar peternakan.
Permasalah yang ada pada peternak sapi - yang banyak menghasilkan limbah (kotoran sapi) adalah bagaimanakah caranya agar usaha yang dilakukan peternak sapi - sebagai mitra usaha tetap lancar tetapi usahanya tidak banyak mengganggu lingkungan sekitarnya, dan kalau bisa malah dapat memberikan manfaat/ membantu tetangga sekitarnya. Saat ini pemerintah sedang menggerakkan konversi BBM ke sumber energi lain yang dapat diperbaharui. Sementara itu pada mitra usaha ini menghasilkan limbah organik yang sebenarnya dapat diolah menjadi biogas dan dapat digunakan sebagai sumber energi sebagai pengganti minyak tanah. Untuk membuat biogas dari limbah sapi ini diperlukan peralatan yang utama yaitu tempat digester (untuk merombak limbah dengan proses fermentasi anaeroeb sehingga dihasilkan biogas) tempat tersebut disebut sebagai reaktor. Biogas yang dihasilkan merupakan campuran gas metana dan karbon dioksida gas yang dihasilkan ditampung pada tempat terpisah dari reaktor yang dapat berupa kantong plastik, selanjutnya gas di alirkan ke kompor gas yang siap ujntuk memasak.
Peternak dengan reactor biogas kapasitas 6 kubik, ini cukup untuk mengolah limbah ternak sekitar 2-4 ekor sapi. Telah dipraktekkan menghasilkan biogas untuk menyalakan kompor gas dan hasil api nyalanya sangat baik. Kapasitas reactor tersebut cukup untuk mencukupi kebutuhan biogas untuk 2 keluarga , sehingga sekarang peternak sudah tidak pusing untuk memikirkan membeli LPG kebutuhan kesehriannya.
Oleh: Aman Santoso dkk, Peneliti FMIPA Universitas Negeri Malang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI