Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Mati Surinya Harapan

Diperbarui: 7 Mei 2020   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://cdn2.tstatic.net

Kaucampakkan kami dalam keidakpastian
Terlunta-lunta dalam kegelapan malam
siangpun apalagi

Masihkah hidupku berarti?
Sementara mimpi-mimpi itu hampir mati
bahkan realitas pun tak mampu menampakkan batang hidungnya

Ah, engkau terlalu egois duhai para penguasa negeri!
Apalagi kau,
duhai aparat jalanan!
Aku tahu ini untuk kebaikan kita
Tapi, kau terlalu buta dalam mengindahkan rasa

Ratusan kilo meter kutempuh
Jalanan tikus kususuri
Sisa bongkahan berlian yang kupunya, kugadaikan atas nama kekurangan

Duhai para pengatur,
janganlah terlalu keras mengatur kami!
Kami tahu dan kami tak buta,
hanya saja kami tak bisa apa-apa lagi

Atas nama penanganan
Aku pun seolah bercerai paksa dengan rezeki Tuhan
Aku tak mencela Sang Penakar
Hanya saja aku tak tahu harus dengan siapa lagi  berdialog
mengajak rasanya supaya mengerti rasaku

Ah, aku bodoh, mungkin!
hingga pulang ke tanahku nan jauh kuingin tempuhi
padahal aku tertuduh berbahaya

Biarlah
Biarlah aku begini
menapaki jalan takdir Tuhan
yang mungkin manusia lainpun sama
walau harapan itu
telah mati suri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline