Kebersamaan menjadi jalan menuju kebahagiaan, namun -kadang- timbul ketidakharmonisan saat terlampau lama bersama-sama dalam satu atap. Bukanlah isapan jempol semata, karena keharusan di rumah dalam waktu yang belum pasti membuat setiap anggota keluarga harus pandai-pandai menciptakan kebahagiaan bagi dirinya, juga bagi orang lain yang berada di dekatnya.
Dalam himbauan untuk tidak mudik dan tidak mencari 'kesenangan' di luar rumah, tidak salahnya bagi keluarga, khususnya pasangan suami dan istri, membuat rules tersendiri ketika berada di rumah guna menjaga keharmonisan antar anggota keluarga. Jangan sampai ada 'lagu lama' tentang KDRT yang mencuat kembali di tengah pandemi yang masih belum diketahui ujungnya ini.
Apa sajakah yang harus disikapi bagi setiap anggota keluarga agar tetap terjalin keharmonisan? Ada beberapa hal yang -kiranya- dapat menjadi bahan wawasan bagi mereka yang menganggap bahwa menjaga keharmonisan keluarga di tengah pandemi adalah sebuah 'harga mati'.
Musyawarahkan tentang aturan keluarga
Berapapun banyaknya anggota keluarga yang berada dalam satu atap, tak salahnya apabila kembali membangun kesepahaman tentang beberapa hal melalui jalan musyawarah. Dengan berkumpul seperti layaknya 'rapat informal' guna memutuskan sesuatu dengan jalan mufakat, maka hal-hal besar dan kecil yang akan menjadi aturan atau 'norma' dalam sebuah keluarga dapat menjadi pegangan yang kukuh saat semuanya berada di rumah dalam waktu yang lama.
Semisal pembagian tugas menjaga kerapian dan kebersihan rumah, atau tentang menu makan yang harus dibuat, misalkan, merupakan hal yang terlihat sepele namun merupakan hal yang patut dibicarakan dan disepakati. Karena, buih-buih ketidakharmonisan selalu datang dari hal yang sangat kecil. Maka, perlu adanya aturan yang disepakati bersama.
Mengangkat seorang leader
Tentunya, yang bertugas sebagai leader adalah Sang Ayah sebagai kepala keluarga, namun tidak ada salahnya bagi keluarga yang cukup besar, untuk mengangkat -semacam- 'kepala bagian' yang memimpin hal lain di luar wewenang Sang Kepala Keluarga. Semisal, mempercayakan bagian urusan kedisiplinan dalam belajar kepada Si Sulung. Selain diberi wewenang untuk mengatur, dia pun harus memberikan contoh yang baik bagi adik-adiknya dalam persoalan belajar.
Meskipun dalam persoalan keluarga, kepemimpinan seorang pemimpin cukup penting, dan sangat membantu untuk meredam adanya saling mendominasi terkait persoalan yang selalu timbul.
Saling menghargai privasi