Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Musik Indie

Diperbarui: 3 Juli 2023   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Seiring perkembangan zaman, media dan platform online untuk penyebaran kreativitas dan karya musik juga semakin banyak. Generasi muda kini mudah menemukan berbagai macam lagu, mulai dari lagu klasik puluhan tahun silam hingga lagu pop terbaru. Perkembangan teknologi ini tentunya akan membuka ruang baru bagi para musisi yang ingin membagikan lagunya. Mereka tidak perlu lagi khawatir harus mendistribusikan lagu-lagu mereka melalui perusahaan rekaman ternama. Dari sinilah lahir istilah musik indie.

 Musik indie bukanlah genre musik, itu berasal dari kata bahasa Inggris "independent" yang berarti bebas. Namun seiring perkembangannya, kata indie mengalami perubahan makna. Seperti salah tafsir indie sebagai genre dan indie sebagai gaya hidup. Di kalangan pendengar musik folk, kata "indie" sering digunakan, yang meliputi kata senja, kopi, dan hujan.

Musisi indie adalah musisi yang memproduksi karya-karya dan mendistribusikan musiknya sendiri melalui label rekaman yang independen, tanpa terikat dengan label musik populer. Banyak musisi indie yang eksis di skena musik tanah air seperti Banda Neira, Payung Teduh, Barasuara, Fourtwnty, Efek Rumah Kaca, Danilla, Reality Club, dan Feast dan masih banyak lagi.

Musik indie di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dan beragam. Gerakan musik indie dimulai pada awal 1990-an, ketika banyak band-band muda yang ingin menghindari pengaruh mainstream dan menciptakan musik dengan kebebasan kreatif yang lebih besar. Pada masa itu, akses ke teknologi musik semakin terjangkau, seperti rekaman dan distribusi musik yang lebih mudah melalui kaset dan CD. 

Band-band indie mulai merilis album secara independen dan mengorganisir konser di tempat-tempat kecil atau kafe. Mereka fokus pada penciptaan musik yang orisinal dan alternatif, dengan berbagai genre seperti rock, pop, punk, dan eksperimental. Kemudian pada tahun 2000-an, internet menjadi platform yang sangat penting bagi musik indie di Indonesia. Situs web dan platform streaming online memungkinkan band-band indie untuk memperluas jangkauan dan mendapatkan penggemar dari seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri.

Selama beberapa tahun terakhir, musik indie di Indonesia semakin berkembang dan mendapat perhatian yang lebih luas. Festival musik indie seperti "We The Fest" dan "Synchronize Fest" menjadi ajang bagi band-band indie untuk tampil di panggung yang lebih besar dan menjangkau audiens yang lebih banyak. 

Musik indie menjadi wadah bagi musisi-musisi muda untuk mengekspresikan ide dan emosi mereka secara bebas, tanpa harus terikat dengan label rekaman besar. Secara keseluruhan, musik indie di Indonesia telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan dan keragaman musik di negara ini. Gerakan ini terus berkembang dan menjadi bagian penting dari industri musik Indonesia saat ini.

Sumber Referensi :

Arief Hidayat, Sejarah Dan Perkembangan Musik Rock Di Indonesia Tahun 1970-1990, JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH DAN ILMU SEJARAH

https://student-activity.binus.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline