Nama :Muhammad Rizki Zainuri
NIM :202210230311261
Sejak ditetapkan adanya wabah virus dari Wuhan, China yaitu covid-19 yang dimulai pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebabkan penyakit ini menjadi pandemi global. Gejala umum yang dialami penderita adalah demam, batuk, tubuh terasa lemas, dan kelelahan. Gejala yang lebih spesifik adalah batuk berdahak, batuk yang mengandung darah, sakit kepala, diare, bahkan hingga sesak napas dan serangan jantung. Untuk saat ini kabarnya jumlah korban nya telah menurun, namun di tahun 2020 dan 2021 ju,lah korbannya sangat tinggi.
Fokus dengan penanganan pandemi covid-19 mengalihkan perhatian pemerintah terhadap kesehatan psikologis masyarakatnya. Masalah kesehatan mental muncul akibat adanya pandemi covid-19 ini bisa berkembang menjadi masalah yang cukup besar dan menjadi beban sosial untuk kedepannya. Dampak pandemi covid-19 terhadap kesehatan mental belum bisa diukur secara pasti.
Dr. dr. Ronny Wirasto, Sp.KJ(K) menjelaskan bahwa saat ini Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 menggunakan strategi-strategi khusus, yaitu dengan cara deteksi, pencegahan, dan respon. Dengan adanya pandemi secara tidak langsung mengharuskan kita untuk isolasi secara fisik maupun secara psikologis. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa dampak pandemi ini tidak hanya kepada kesehatan fisik kita saja, namun juga berdampak kepada kesehatan mental kita juga. Penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan mental kita dikala survive dimasa ini.
Resesi ekonomi akibat pandemi juga menimbulkan banyak buruh yang terkena PHK, pengangguran, dan tekanan ekonomi terhadap masyarakat. Rasa putus asa membuat seseorang mendapat dorongan dari dirinya sendiri untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Kesehatan mental merupakan aspek terpenting dalam mewujudkan kesehatan yang sempurna. tetapi di beberapa negara maju maupun negara berkembang kesehatan mental masyarakat belum bisa di prioritaskan. sebab ada hal yang lebih genting, yang memang harus segera dihilangkan dan diselesaikan yaitu wabah virus menular covid-19. Pada tahun 2020, hari kesehatan mental sedunia di peringati pada tanggal 10 Oktober 2020. Peringatan ini mengambil tema "an opportunity to kick-start a massive scale-up in investment in mental health."
WHO menekankan bahwa kehidupan kita dipaksa oleh keadaan selama 2 tahun belakang. Penekanan lainnya adalah mengajak negara-negara besar maupun kecil yang ada didunia ini untuk memberikan perhatian lebih pada kesehatan mental rakyatnya. Padahal hampir 1 miliar orang yang hidup dengan gangguan mental yang di alaminya, 3 juta orang meninggal akibat penyalahgunaan alkohol yang berbahaya, dan 1 orang setiap 40 detik meninggal bunuh diri akibat depresi yang di alami.
Sebagai tindakan pencegahan, pemerintah mengatasi dampak pandemi covid-19, terlebih untuk kesehatan mental, dengan menyusun pedoman dukungan kesehatan jiwa dan dukungan secara psikologis dan sosial pada pandemi covid-19. Tak hanya itu, pemerintah juga bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia [HIMPSI] untuk memberikan layanan kejiwaan dalam membantu masyarakat mengatasi masalah psikologis akibat pandemi covid-19.
Kesehatan mental masyarakat adalah bagian penting di saat kita tengah menanggulangi pandemi covid-19. Jikalau pemerintah tidak memberikan perhatiannya kepada kesehatan mental masyarakatnya. Pandemi ini tentunya juga memberi banyak perubahantrhadap berbagai aspek. seperti yang dikatakan Charles Darwin bahwa "yang mampu bertahan hidup bukanlah yang paling kuat dan paling pintar tapi yang paling responsif terhadap perubahan".