Pada suatu hari ada seorang nakes sedang berkunjung disuatu desa yang terkena wabah penyakit langka, nakes itu berjumlah 3 orang perempuan yang ditemani oleh 2 orang lelaki berprofesi menjadi tukang gali kubur. 3 wanita tersebut bernama Sinta, Seli, Siti dan 2 lelaki tersebut bernama Udin dan Imron, mareka menuju desa dengan diantar seorang warga desa bernama Cecep menggunakan perahu kecilnya.
Nakes bernama Siti terheran heran dengan tulisan aneh diperahu tersebut namun ia tidak mempertanyakan soal itu. Sampai tibalah mereka di desa batu angkar, mereka berlima berjalan melewati hutan rimbun penuh dengan pepohonan.
Saat tiba didesa tersebut sudah banyak korban jiwa akibat wabah penyakit menyeramkan tersebut, beberapa mayat diletakkan disuatu ruangan tertentu, mayat mayatnya itu sudah dikerubungi serangga karena sudah lama tidak segera dikuburkan, tukang gali kubur didesa tersebut sudah terkena wabah penyakit.
Sinta, Seli, Siti berbagi tugas untuk mengobati korban yang masih hidup , Sinta tidak sengaja melanggar peraturan pamali didesa itu, dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Satu persatu korban wabah itu meninggal dunia dan dikuburkan oleh Udin dan Imron pada malam hari, awalnya mereka tidak merasakan janggal didesa tersebut.
Hari demi hari gangguan datang menghantui mareka berlima. Gangguan makhluk halus membawa malapetaka bagi mereka, Sinta menjadi korban tewas akibat dari gangguan makhluk halus itu, Mereka berlima sudah merasa tidak aman lagi berada didesa itu, Siti mencoba melarikan diri dari desa itu, namun dia dibuat tersesat dan merasa terkunci didesa itu. Imron juga menjadi korban gangguan makhluk halus, Tersisa hanyalah Seli dan Udin, Udin baru menyadari bahwa pantangan didesa tersebut telah dia langgar.
Udin tidak mengetahui bahwa aturan menguburi jenazah yang seharusnya diletakkan terbalik, kaki berada dibawah batu nisan, namun udin meletakkan jenazah kaki berada bukan dibawah batu nisan. Sampai akhirnya dia membaca mantra di salah satu buku tata cara jenazah. Akhirnya mereka selamat dari malapetaka di desa itu, Seli dan Udin keluar dari desa dengan diantarkan oleh seorang desa sebelah untuk kembali ke kota mereka masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H