Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Riza Pahlevi

Mahasiswa UIN Walisongo

Sepak Bola Bukan Sekedar Olahraga Biasa, Jadi Tempat Kampanye Juga Bisa!

Diperbarui: 16 Agustus 2021   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TEROPONGSENAYAN.com

Jika kita menyaksikan pertandingan Liga Inggris sejak musim lalu, maka kita akan disuguhkan aksi para pemain yang berlutut sebelum pertandingan. Beberapa dari mereka berlutut sembari mengepalkan tangan ke udara. 

Tentu aksi yang selalu dilakukan hingga musim yang baru ini bukan tanpa alasan. Liga Inggris berusaha menunjukkan kepedulian mereka terhadap aksi Black Lives Matter melalui gestur berlutut yang dilakukan oleh para pemain.

Black Lives Matter ini mulai muncul ke permukaan sejak kematian George Floyd, warga berkulit hitam Amerika Serikat yang meninggal dikarenakan aksi kekerasan yang dilakukan oleh polisi setempat karena dianggap menggunakan uang palsu di salah satu toko. 

Peristiwa yang memilukan tersebut menjadi viral dan pecah di berbagai penjuru dunia. Warga kulit hitam yang merasa terdiskriminasi, kemudian berramai-ramai melakukan aksi demonstrasi. 

Asosiasi Sepakbola Inggris kemudian merespon kejadian ini dengan menggelar kampanye sosial anti-rasisme. Sering kita lihat juga di akun sosial media Liga Inggris, di mana mereka kerap menyuarakan kampanye anti-rasisme. 

Selain, kampanye anti-rasisme, kita juga bisa melihat Liga Inggris mengkampanyekan gerakan mendukung LGBTQ. Warna pelangi, simbol LGBTQ kerap terpampang di sudut-sudut stadion Inggris, dan terkadang digunakan sebagai ban kapten. 

Simbol-simbol tersebut sering kita saksikan menghiasi jalannya pertandingan. Ini kemudian akan berdampak kepada penonton yang mungkin, mungkin saja akan penasaran dengan kampanye tersebut, dan akan mencari informasinya. Seperti saya. 

Aksi-aksi tersebut telah mencerminkan betapa powerfull-nya sepakbola sebagai tempat berkampanye. Pesan-pesan akan mudah didengar dan diterima oleh berbagai penikmat sepakbola di seluruh dunia. 

Contoh-contoh lainnya, salah satunya bisa kita temukan pada selebrasi yang dilakukan setelah mencetak gol. Banyak pemain yang hanya akan menunjukkan skill berdansanya, atau beberapa pemain lain yang menyampaikan pesan dengan simbol-simbol tertentu. 

Misalkan saja Mohammad Salah. Penyerang Liverpool ini kerap kali sujud syukur setelah mencetak gol. Selebrasi tersebut merupakan simbol yang dimiliki kaum muslimin, sebagai wujud syukur terhadap Tuhan. 

Kemudian, banyak supporter Liverpool yang kemudian kagum dengan aksi tersebut, tak sedikit pula yang kemudian memutuskan untuk menjadi muallaf.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline