Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Rizal Dwi Saputra

Huungan Mayarakat UPNVYK

Dilema Gadget sebagai Media Belajar Luring

Diperbarui: 25 Oktober 2023   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tekonolgi sekarang ini berkembang sangat pesat sejalan dengan globalisasi yang berjalan dengan sangat cepat pula. Salah satu hal yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi adalah kecanggihan gadgets. Gadgets sendiri seakan menjadi sebuah kebutuhan pokok karena di masa seperti sekarang ini, hampir setiap orang memiliki gadgets, bahkan ada yang memiliki lebih dari satu gadgets. Kegunaan gadgets sendiri memang memberikan banyak sekali kemudahan bagi penggunanya, baik dalam hal pekerjaan, pendidikan, maupun untuk hiburan. Apalagi di masa pandemi, gadgets seakan menjadi jalan keluar dari kejenuhan yang didapat dan solusi untuk pembelaran luring bagi para siswa dan guru.

Kecanggihan gadgets sendiri tidak hanya dirasakan oleh kalangan pekerja. Namun, anak kecil seusia 3 tahun sekarang ini pun sudah mengenal gadgets meskipun hanya sekedar menonton video kartun dari YouTube. Sedangkan untuk anak seusia 5 tahun keatas kebanyakan sudah mengenal gadgets untuk kebutuhan seperti bermain game dan lainnya. Selain itu, di masa sekarang ini, bagi anak gadgets juga sangat dibutuhkan untuk kegiatan belajar karena ketentuan belajar luring yang harus diterapkan. Dengan adanya gadgets, pembelajaran luring menjadi sangat terbantu. Guru dan murid menjadi mudah untuk berkomunikasi untuk kegiatan belajar mengajar. Pembagian tugas dari guru kepada siswa pun menjadi lebih mudah.

Namun pemberian gadgets kepada anak oleh orang tua harus diperhatikan lagi. Meskipun sangat bermanfaat bagi media belajar luring. Efek negatif gadgets harus menjadi perhatian para orang tua. Bermain gadgets selama berjam-jam memberi efek sangat buruk bagi kesehatan, khususnya mata. Selain itu, anak anak bisa menjadi lupa waktu dan kewajiban mereka seperti beribadah, belajar ketika bermain game di gadgets. Bahkan dampak lain yang lebih berbahaya adalah kesehatan mental yang terganggu. Anak-anak menjadi pemarah apabila tidak bermain gadgets, karena sudah kecanduan dan selalu ingin bermain gadgets.

Selain itu juga membuat mental menjadi tidak stabil, karena game yang dimainkan bisa memicu emosi yang berlebihan. Game yang dimainkan anak-anak juga kebanyakan berbayar untuk mendapatkan fitur yang diinginkan. Hal tersebut tentu akan berdampak buruk apabila anak-anak kecanduan game dan harus mengeluarkan uang berlebih untuk mendapatkan fitur yang diinginkan. Bahkan, pernah beredar sebuah video di sosial media dimana seorang anak membanting-banting gadgets miliknya sambil menangis dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan anak-anak. Kejadian itu tentu sangat memprihatinkan dan harus menjadi tanggung jawab kita semua.

Maka dari itulah, pengguaan gadgets untuk kalangan anak harus sangat diawasi oleh orang tua. Karena orang tua adalah fasilitator bagi anak sekaligus menjadi pengawas bagi anak. Meski gadgets memiliki begitu banyak manfaat bagi penggunanya. Namun, penggunan yang berlebihan juga akan menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya. Orang tua juga harus lebih tegas untuk mengatur kegiatan anak-anaknya dalam menggunakan gadgets, baik untuk belajar luring maupun sekedar bermain game. Dengan pengawasan orang tua yang optimal, sangat diharapkan penggunaan gadgets dikalangan anak-anak bisa efektif dan tidak menimbulkan banyak dampak negatif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline