Kecap– Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 65 Unisnu Jepara dampingi pengelolaan bisnis UMKM Alisa Egg Roll berbasis digital marketing. Pendampingan tersebut merupakan program kemitraan mahasiswa KKN Desa Kecapi dengan mitra Alisa Egg Roll yang berlangsung selama 13 hari mulai 31 Januari 2022 hingga 12 Februari 2022 yang bertempat di rumah produksi Alisa Egg Roll yang berada di Desa Kecapi Karang Anyar RT 04 RW 01, Tahunan, Jepara.
Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung memberi dampak negatif terhadap perekonomian khususnya bagi pelaku bisnis UMKM (Usaha Mikro Kecil, dan Menengah). Menurut Mustafidah selaku pemilik bisnis UMKM Alisa Egg Roll, pandemi Covid-19 berdampak negatif pada usaha yang dimilikinya mulai dari berkurangnya jumlah penjualan hingga susahnya memasarkan produk saat pandemi akibat dari kebijakan yang ada.
“Covid-19 ini membuat usaha saya terkena dampak negatif karena menurunnya jumlah penjualan dan kebijakan yang membuat susah memasarkan produk saya,” ujar Mustafidah.
Untuk menghadapi permasalahan tersebut, dibutuhkan solusi khususnya bagi UMKM untuk dapat terus berjalan di tengah pandemi. Menurut Amir Gufron, Dosen Pembimbing Lapangan KKN Desa Kecapi, digital marketing dapat menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut. Dengan digital marketing, produk UMKM dapat dipromosikan secara online seperti melalui Instagram maupun Facebook dan dapat dijual melalui market place online seperti Shopee dan Tokopedia.
“Digital marketing dapat menjadi solusinya. Produk yang ada dapat kita promosikan melalui Instagram maupun Facebook dan dapat kita jual lewat market place online seperti Shopee dan Tokopedia,” ujarnya.
Menurut Ali Mustofa selaku ketua KKN Desa Kecapi, secara teknis program yang dijalankan adalah pendampingan Alisa Eggroll menjadi go digital dengan mengenalkan sosial media, market place online dan pengembangan packaging yang sesuai dengan penjualan online . Pertama, Alisa Eggroll didampingi untuk promosi melalui Instagram dan Facebook. Kemudian, cara penjualan melalui Shopee dan Tokopedia. Selanjutnya adalah pengembangan packaging kardus yang sesuai. Terakhir, simulasi penjualan melalui digital marketing.
“Secara teknis program kami adalah mendampingi mitra menjadi go digital dengan pengenalan sosial media, market place online dan packaging yang sesuai. Pertama, kami dampingi promosi lewat Instagram dan Facebook. Kemudian penjualan lewat Shopee dan Tokopedia. Kemudian kita sesuaikan packaging kardus untuk penjualan online. Kemudian kita simulasikan penjualan onlinenya,” pungkasnya.
Program go digital tersebut tidak membutuhkan biaya yang besar dan tergolong ramah bagi pelaku bisnis UMKM. Untuk pembuatan sosial media dan market place online hanya membutuhkan kuota data yang ditaksir 20 ribu rupiah. Sedangkan untuk packaging membutuhkan Rp 2.500 per produk. Dengan program ini, diharapkan Alisa Egg Roll dapat terus berjalan dan berkembang di tengah pandemi yang terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H