Rakernas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang berlangsung pada tanggal 10 -12 Januari 2016 yang dilaksnakan di Jakarta dan disaksikan oleh seluruh rakyat Indonesia yang di siarkan secara langsung oleh beberapa stasiun TV swasta termasuk saya yang ikut menikmati melalui layar televisi, PDIP sebagai partai pemenang pemilu 2014 serta pemenang pemilu presiden dan wakil presiden tentunya memiliki wibawa dan gensi tersendiri dalam kancah politik Nasional, Pertemuan tersebut di ikuti pimpinan PDIP seluruh indonesia dan di hadiri pula hampir seluruh pejabat penting negeri ini
Sebagai penonton acara tersebut melalui televisi tentunya kita semua menantikan pidato politik ketua umum PDIP serta Pidato Kenegaraan Presiden RI yang turut hadir dalam acara tersebut, Megawati sebagai Pemimpin PDIP menyampaikan pidato politiknya terkait situasi Bangsa Indonesia hari ini dan bagaimana keinginan politik PDIP kedepan, Banyak Hal yang di sampaikan oleh beliau dengan suara khas dan karaketer beliau dalam berpidato memang sangatlah Retorik, bahkan sekali kali beliau mengeluarkan candaan kepada peserta atau tokoh - tokoh bangsa yang hadir yang nendapatkan sambutan yg meriah dari peserta yang hadir.....
Saya yang hanya menonton lewat layar televisi di kamar saya, mengikuti secara seksama pidato kedua tokoh penting tersebut antara Megawati dan Presiden RI, saya mencoba mengamati isi dari pidato beliau dan membandingkan isi dan karakter pidato kedua tokoh tersebut dan bagaimana suasana yang terlihat di layar televisi, Mulai dari Ketua Umum PDIP menyapa para pejabat termasuk Fadli Zon yang hadir sebagai PLT Ketua DPR RI sampai AHOK sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ketika Megawati menyapa Fadli Zon secara khusus, diluar dugaan saya bahwa Kader - Kader PDIP yang hadir memberikan resfon yang tidak linier dengan penghormatan yg dilakukan oleh ketua umum PDIP, dimana Kader-Kader Baju Merah yang hadir hampir semua meresfon dengan teriakan huuuuuu (seakan akan mengejek) atas kehadiran PLT Ketua DPR, ini kemudian berbanding terbalik ketika Ketua Umum PDIP menyapa Gubernur DKI yang secara serentak mendapatkan standing aplous dari peserta yang begitu bergemuruh bahkan Gubernur DKI pun sempat berdiri dan memberikan penghormatan balik....entah apa makna politik dari para politisi PDIP yang hadir dalam ruangan tersebut....
Pidato Ibu Megawati saangatlah baik dan penuh makna, memberikan banyak harapan perubahan terhadap situasu bangsa kedepan, bahkan sempat mengingatka Presiden Jokowi akan situasi bangsa yang masih jauh tertinggal dengan negara lain yang di simbolkan dalam pidato megawati adalah Menari POCO POCO
Hal yang menarik dan mengelitik saya adalah Ketika Presiden RI Jokowi Memberikan sambutannya, Nampak teriakan yang bergemuruh dan gaduh dari kader kader berbajuh merah meminta Presiden RI untuk berteriak Merdeka..!!! Bahkan Presiden Jokowi sempat terdiam beberaoa detik dan kelihatn mengamati teriakan tersebut, dan akhirnya Presiden RI juga akhirnya terpaksa berteriak Merdeka..!!! dan pesertapun memberika sambutan yang bergemuruh dan tepuk tangan yang menanadakan kegembiraannya krn Presiden RI melakukan Hal tersebut, tak kala penting pula ketika Presidem RI mencoba menyapa satu persatu tamu-tamu penting yang hadir, Mulai dalam menyapa inu Megawati sebagai Presiden RI ke 5 meskipun Megawati yang tampak dilayar televisi tidak terlalu merespon kalimat tersebut, yang uniknadalah ketika Presiden RI lupa menyapa Gubernur DKI sehingga para pesertapun berteriak teriak AHOK, akhirnya Presiden RI pun kembali tergiring untuk menyapa Gunernur DKI dengan sapaan yang begitu special, dengan berucap ini BISA MARAH NIH.. Yang terhormaat Sahabat Saya Gubernur DKI Jakarta, Ahok pun berdiri dan mendapatkan tepuk tangan yg meriah, suasana pun kembali gaduh ketika peserta kembali ingatkan Presiden RI untuk menyapa JK sebagai wakil Presiden..Jokowi Pun Kembali melontarkan candaan yang membuat para hadirin tertawa, krn Lupa Menyapa Bapak Jusuf Kalla yang duduk di sebelahnya bahkan Jokowi pun menyatakan ini bisa kena marah lagi nih..lupa dengan teman sehari hari saya..Yang Terhormat Bapak Wakil Presiden Juyuf Kalla..Audence pun ikut tertawa...
Dalam Pidato Megawati yang banyak menyampaikan bagaimana harapan akan Indonesia kedepan dan bagaimana Beliau merasakan MALU ketika melakukan kunjungan kerja bertemu dengan pimpinan Partai Komunis Cina, sampai - sampai Megawati menyatakan Ingin Rasanya menyembunyika kepalanya ketika pemimpin komunis Cina menyatakan bahwa apa yg ada di negerinya tidak tetlepas dari adopsi dari karya Bung Karno pada saat itu, pidota megawati yang begitu khas juga mengambarka tentang bagaimana konsep Marhaenisme yang digagas Bung Karno termasuk Nawa Cita, yang menurut megawati belum selaras bahkan cenderung tidak sejalan dengan program pemerintah saat ini, saya akhirnya beralibi apakah ini warning buat Jokowi JK bahwa Pemerintahan Anda belum sesuai harapan politik PDIP sebagai partai utama dalam mengusung Jokowi JK...Biarkanlah publik yang menilai makma politik pernyataan tersebut
Jokowi Pun dalam sambutannya seolah olah ingin menjawab apa yang menjadi kegelisahan sang Ketua Umum PDIP akan Pembangunan di pemerintahan nya, Jokowi Pun memaparkan sederet keberhasilannya dalam setahun lebih dalam memimpin Indonesia Bersama JK, Jokowi Pun menyampaikan dan Menjawab harapan Megawati dengan menyatakan beliau adalah pemimpin yang tegas dan berani dengan menerikan contoh Penengelaman Kapal-Kapal Asing yang bermasalah di Indonesia, termasuk menembak mati para Bandar Narkoba, Bahkan Presiden RI memuji diri sendiri dengan menyatakan bahwa Keberhasilan Menterinya itu karena ketegasannya dan keneranianya dalam meberikan PERINTAH....
Memang Gaya Bicara dan Pidato yang kita saksikan bersama antara Megawati dan Jokowi sangat lah jauh berbeda dari segi karaketer bobot serta bibit pidatonya, saya pun melihat bahwa kehadiran Presiden RI dalam acara Rakernas PDIP masih sangat kaku dan belum memperlihatkan Karakter dan Wibawa secara Total sebagai Presiden RI, Jokowi Masih kelihatan sangat hati - hati dalam menyampaikan Pidatonya, tidak seperti biasanya dimana Jokowi kadang ceplas ceplos dalam memberikan sambuta atau pidato nya dalam acara - acara yang pernah saya lihat, Jokowi masih terlihat di bawah tekanan secara politik di PDIP, Jokowi belum bisa keluar dari cengkraman dan terlihat secara nyata suasana kebatinan yang belum menyatu antara PDIP dan Presiden RI, tetapi semua ini hanya analisis dan alibi saya dalam menyaksikan pidato tersebut melalui layar televisi dikamar saya.....
Selamat melaksanakan Rakernas Bagi Kader - Kader PDIP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H