Lihat ke Halaman Asli

Waduh, Besok Makan Apa Nih?

Diperbarui: 23 April 2020   05:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Saat corona melanda, situasi keuangan menjadi tidak terkendali, niatnya bisa hemat tapi pemasukan gak ada sama sekali. Gimana dong?

Dampak negatif corona memang sangat terasa untuk banyak perusahaan swasta, penjualan yang berkurang drastis membuat banyak pekerja dirumahkan sementara, bahkan ada juga yang diberhentikan secara paksa. 

Tentu saja ini merugikan dari sisi manapun, pemasukan yang hilang serta sulitnya mencari kesempatan kerja dalam kondisi seperti ini membuat orang harus berpikir keras. Bagaimana caranya melanjutkan hidup dengan kondisi keuangan yang seperti ini?

Penyesalan selalu datang terlambat bukan? Terlintas pikiran tentang pentingnya menabung tapi jika sudah begini kiranya kita lebih bijak untuk berpikir "Bagaimana mendapatkan penghasilan biar bisa ditabung sebagian?". 

Salah satu teman saya yang bekerja sebagai agen travel mengganti bidang kerjanya dari memandu orang menjadi menjual ikan. Ketika saya tanya kenapa, Ia hanya menjawab "Biar besok bisa makan, minimal kalau ikan gak kejual tinggal tambah nasi". Jawaban yang menarik dan masuk akal.

Anda juga bisa mulai berpikir tentang pekerjaan dadakan yang mungkin bisa dilakukan dari rumah, misalnya live streaming di Instagram sesuai dengan bidang atau minat anda. Siapa tau, ketika anda mulai mencoba untuk membagi pengalaman bikin kue, orang-orang akan tertarik untuk memesan kue dari Anda. 

Bagi yang bekerja sebagai guru, Anda bisa mulai membuat sesi bimbingan belajar online lewat aplikasi Skype atau Zoom, baik yang sifatnya individu atau dengan siswa terbatas. 

Jika menjual masker dan barang medis lain sudah banyak dilakukan orang lain, Anda bisa mencari barang lain yang sebenarnya sama-sama dibutuhkan, misalnya buku dan mainan anak. 

Berapa banyak orang tua yang kini kesulitan mengatasi anak-anaknya yang mulai bosan? Jika dibiarkan terus bermain smartphone atau menonton tv akan sangat berbahaya pada perilaku ataupun kesehatan anak itu sendiri. 

Maka, alternatifnya adalah mengembangkan minat anak untuk membaca buku, mulai dari buku yang banyak gambar, sampai pada cerita-cerita sederhana tentang pertualangan, persahabatan, atau kisah sejarah. 

Ada satu buku bisnis yang berjudul "The Power of Kepepet" karya Jaya Setiabudi yang menjelaskan tentang kemampuan manusia untuk mau berhasil justru ketika sedang berada dalam kondisi yang mendesak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline