Biduriku menari,
Ia lincah melukai ulu hati.
Mengapa aku merasa sendiri?
Padahal jiwa ini terbiasa disakiti.
Emosi apalagi yang kurasa?
Luka apalagi yang meronta?
Mengapa kalbuku merana?
Rasanya diriku dirundung kecewa!
Aku kurang dekat dalam doa,
Terlalu jarang aku bercerita.
Namun selalu mengadu nasib di angkara,
Apakah karena ini aku bermuram durja?
Asumsi apakah yang menggeluti mimpi?
Ironi apakah yang akan terjadi?
Wahai Sang Maha pemilik hati,
Aku berserah diri.
Jakarta,9 Juni 2022
By : Muhammad Rifqy Nur Fauzan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H