Notulen : Muhammad Rifqi Alwy
Disini saya akan memulai tulisan saya dengan tema jangan berfilsafat kalau tidak mau tersesat. Jika kita berbicara tentang filsafat sudah pasti banyak orang yang menjudge kalau filsafat itu sesat. Karena banyaknya mindset negatif manusia tentang filsafat (khususnya di Indonesia), maka timbul juga banyak pertanyaan seputar ilmu filsafat.
Kawan-kawan jika kita amati lebih detil, dari banyaknya pertanyaan yg dilontarkan terhadap filsafat, pasti pertanyaan yang paling banyak dan paling sering muncul ada di 3 pertanyaan ini :
1. Buat apa belajar filsafat ?
2. Apakah orang berfilsafat itu jadi Atheis?
3. Benarkah Filsafat itu sesat dan menyesatkan ?
Baiklah, saya akan berusaha menjawab ketiga pertanyaan itu dengan singkat, padat, dan jelas insya Allah.
Jawaban saya atas pertanyaan pertama : "manusia belajar filsafat itu untuk menjadi manusia yang bijaksana, cerdas, berpikir kritis, dan selalu melihat sesuatu dari berbagai macam sudut pandang, serta mampu menempatkan suatu kebenaran ditempat yang benar"
Jawaban saya atas pertanyaan kedua : "orang yang berfilsafat tidak semuanya atheis. Memang tidak bisa dipungkiri banyak orang atheis yang berfilsafat, tapi justru karena mereka berfilsafat, mereka banyak menemukan kebenaran tentang bukti adanya Tuhan, makanya banyak orang atheis ketika mereka berfilsafat mereka menemukan kebenaran sehingga mereka tidak menjadi atheis lagi, melainkan mereka hijrah menjadi orang yang bergama dan mempercayai adanya Tuhan yang satu yakni Allah SWT".
Saya ingin mengutip kata-kata yang dilontarkan oleh seorang failasuf sekaligus ilmuan sains yang bernama francis baccon : "mereka yang punya sedikit ilmu sians menjadi atheis, tapi mereka yang punya pengetahuan mendalam tentang sians, mereka menjadi orang yang beriman pada Tuhan".
Jawaban saya atas pertanyaan ketiga : "iya benar, filsafat itu memang benar sesat-menyesatkan, tapi sesat menyesatkan dijalan yang benar.