Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Rifki

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Radikalisasi Online: Bagaimana ISIS Memanfaatkan Internet

Diperbarui: 27 Desember 2023   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ISIS, atau Negara Islam Irak dan Syam, adalah kelompok teroris yang bertanggung jawab atas sejumlah serangan mematikan di seluruh dunia. Kelompok ini telah memanfaatkan internet untuk menyebarkan paham radikal dan merekrut anggota baru. Radikalisme online adalah proses pergeseran sikap dan keyakinan seseorang menjadi lebih radikal, termasuk dalam hal ideologi, agama, dan politik. Proses ini dapat terjadi melalui interaksi di internet, baik melalui media sosial, forum online, maupun situs web.

Internet telah menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan informasi, termasuk paham radikal. Kelompok-kelompok radikal, seperti ISIS, telah memanfaatkan internet untuk menjangkau targetnya secara luas dan cepat dengan berbagai strategi untuk menyebarkan paham radikal dan merekrut anggota baru.

ISIS menggunakan berbagai strategi untuk menyebarkan paham radikal melalui internet. Salah satu strategi yang paling umum digunakan adalah propaganda. ISIS memproduksi konten propaganda yang menarik dan menggugah emosi untuk menarik perhatian targetnya. Konten propaganda ISIS sering kali menggunakan video, gambar, dan teks yang dikemas secara profesional.

Sebagai contoh, salah satu propaganda yang sangat terkenal dilakukan isis adalah video "Flames of War". Video ini dirilis pada tahun 2014 dan menampilkan adegan-adegan pertempuran yang dramatis, serta pidato-pidato para pemimpin ISIS yang menyerukan jihad. Video ini telah ditonton lebih dari 100 juta kali di YouTube.

Selain video, ISIS juga menggunakan gambar dan teks untuk menyebarkan propagandanya. Gambar-gambar tersebut sering kali menampilkan pemandangan-pemandangan yang indah dari wilayah yang dikuasai ISIS, serta foto-foto para pemimpin ISIS yang digambarkan sebagai sosok yang kuat dan karismatik. Teks-teks propaganda ISIS sering kali berisi ideologi kelompok ini, serta ajakan untuk bergabung dengan ISIS.

ISIS menargetkan korbannya melalui berbagai cara, dan ISIS menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi orang-orang yang rentan terhadap radikalisasi, seperti:

  • Menganalisis data sosial media
  • Mengikuti forum-forum online
  • Berbicara dengan orang-orang yang telah bergabung dengan ISIS
  • Menggunakan berbagai metode untuk meyakinkan korbannya

Setelah mengidentifikasi korbannya, ISIS menggunakan berbagai metode untuk meyakinkan mereka untuk bergabung dengan ISIS, seperti membangun hubungan personal, menggunakan propaganda, dan menjanjikan keuntungan.

Dengan demikian, radikalisasi online adalah ancaman serius bagi keamanan nasional Indonesia. Kelompok-kelompok radikal, seperti ISIS, telah berhasil merekrut sejumlah anggota baru melalui internet. Hal ini telah meningkatkan risiko terjadinya serangan teroris di Indonesia. Selain menjadi ancaman bagi pemerintah, radikalisasi online ini juga menjadi ancaman serius yang perlu dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mencegah radikalisasi online dan melindungi masyarakat dari bahaya terorisme.

Maka dari hal tersebut perlu adanya upaya yang dilakukan untuk mencegah radikalisasi online, dan pemerintah indonesia pada saat ini telah mengambil berbagai langkah unruk mencegah hal tersebut antara lain:

  • Melakukan patroli siber untuk mendeteksi dan menghapus konten-konten radikal di internet
  • Meningkatkan literasi digital masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya radikalisme online
  • Melakukan kerja sama dengan platform internet untuk mencegah penyebaran konten-konten radikal

Upaya-upaya tersebut perlu terus ditingkatkan untuk melindungi masyarakat Indonesia dari ancaman radikalisme online.

Penulis : 

Muhammad Rifki

NIM (11220511000142)

Jurnalistik 3D

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline