SEBENARNYA aku pernah membaca dan melihat video penjelasan tentang teori ini di tahun 2020 di akun Youtube Satu Persen dan menontonnya kembali di tahun 2022 di channel Youtube Ngaji Filsafat.
Awalnya aku kira teori ini hanya sekedar mencari keseimbangan dan mencari kebahagiaan hidup, tapi ternyata teori ini mencakup luas. Teori ini mampu menjawab pertayaan-pertanyaan kehidupaan di masyarakat sekitar kita.
Contohnya:
Mengapa masyarakat kita rendah terhadap minat baca?
Mengapa banyak masyarakat kita yang miskin?
Mengapa gaji sudah UMR tapi kebutuhan dasar tidak tercukupi?
Mengapa orang berpengaruh kebanyakan lahir dari keluarga kaya?
Ya, itu semua akan aku ulas.
Penjabaran Menurut Akun Satu Persen
Level 1: Kebutuhan Tubuh
Level 2: Keamanan (Finansial)
Level 3: Hubungan Sosial
Level 4: Harga Diri (Apresiasi)
Level 5: Aktualisasi
Level 1 dan Level 2 adalah kebutuhan dasar, level 3 dan level 4 adalah kebutuhan psikologis, dan level 5 dijawab dengan slogan Satu Persen, yaitu hidup seutuhnya (berdamai dengan diri sendiri dan menjadi apa yang dikehendaki pada kita). Kebutuhan tubuh, keamanan, hubungan sosial, dan harga diri masuk ke dalam kebutuhan yang didorong dengan ada rasanya tidak puas (Deficiency Needs).
Sedangkan aktualisasi diri (Being Needs) atau kebutuhan menjalani hidup yang sesuai dengan potensi, dikendalikan dengan perasaan di mana kamu ingin hidup sesuai dengan potensi yang kamu punya. Ada orang yang acuh sama kondisi finansialnya hanya memikirkan kebahagiaannya saja. Di sisi lain, ada orang yang terlalu materialistis hingga melupakan kebahagiaannya. Kita perlu sadar bahwa materi dan psikologis harus seimbang. Kita juga secara tidak sadar lebih sering dimotivasi sama Deficiency Needs dibanding Being Needs.
Nah, dari penjabaran akun Satu Persen, kita bisa pahami teori kebutuhan Maslow secara umum. Namun penjabaran di atas rasanya belum tepat sasaran dengan yang ingin aku sampaikan. Penjabaran di atas lebih menjorok ke dalam keresahan masyarakat metropolitan yang sudah mempunyai banyak privilage dalam hidupnya. Jadi poin pertanyaan penjabaran di atas adalah gimana seseorang menyeimbang Deficiency Needs dan Being Needs. Setidaknya kita sudah tahu dulu level-level kebutuhan manusia.
Penjabaran Menurut Akun Ngaji Filsafat
MENURUT Fahruddin Faiz selaku pembicara di akun Ngaji Filsafat, sebelum naik ke level berikutnya, kebutuhan level 1 harus tercukupi terlebih dahulu. Gimana kita akan merasa aman dan nyaman kalau kita masih kepikiran "besok makan apa?”. Biasanya orang yang tidak aman dan nyaman selalu ketakukan. Energinya habis ke sana semua.