Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ridwan Novem Pujangga

Part of Mercu Buana University

Wisata Gereja Ayam Magelang, Jawa Tengah

Diperbarui: 2 November 2021   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Picture source: Tiket.com

Wisata Gereja Ayam Magelang, Jawa Tengah

Gereja Ayam adalah salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal di kawasan Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Keunikan arsitektur, Sejarah dan cerita mengenai Gereja Ayam ini membuat banyaknya wisatawan asing maupun lokal tertarik untuk mengunjungi destinasi wisata ini. 

Penamaan Gereja Ayam oleh masyarakat dan wisatawan itu sendiri dibuat karena Gereja tersebut memiliki bentuk yang mirip dengan bentuk ayam. Namun, pria kelahiran Lampung yang bernama Daniel Alamsjah (orang yang memrakarsai bangunan Gereja Ayam) ini, mencoba meluruskan bahwa sebenarnya bentuk tersebut bukanlah bentuk ayam, melainkan burung merpati yang memakai mahkota.

Destinasi ini semakin viral karena berkesempatan untuk menjadi salah satu tempat lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta  (AADC) season 2 yang tayang pada tahun 2016. 

Saat itu tokoh karakter utama dalam film, Rangga dan Cinta, menceritakan adegan tentang berakhirnya kebersamaan mereka seraya menikmati keindahan di Puthuk Setumbu,  jalur tracking yang ada di sekitar Gereja Ayam. 

Melansir dari situs Indonesia.go.id, Rabu (20/5/2021), cerita mengenai berdirinya bangunan Gereja Ayam ini memiliki sejarah yang panjang, Dimulai dari seorang pemuda bernama Daniel Alamsjah yang menerima pesan Ilahi melalui sebuah mimpi untuk mendirikan sebuah rumah doa di daerah perbukitan yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.

Setelah mengumpulkan niat dan menyiapkan batin dan mental, Akhirnya Daniel Alamsyah mencetuskan ide untuk membangun Gereja di kawasan Bukit Rhema. Pada tahun 1988, Daniel Alamsyah dan keluarganya mengunjungi kawasan Borobudur tersebut dan mereka bertemu dengan seseorang bernama Jito.

Kemudian, Jito menjelaskan bahwa ada sebuah bukit di Dusun Gombong, Daniel Menamai bukti tersebut "Rhema" yang berartikan firman Tuhan yang hidup bagi umat kristiani. Pada saat itu Daniel Percaya bahwa Bukit hema adalah wujud dari bentuk pengumpulan niat dan batin dalam doanya. 

Proses pembangunan rumah doa tersebut dimulai pada tahun 1992, akan tetapi pembangunan tersebut sempat terhenti pada tahun 1996 karena adanya krisis moneter. Walaupun bangunan tersebut belum melewati pembangunan yang sempurna, umat kristiani tetap menjadikan tempat tersebut untuk berdoa dan beribadah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline