Peran perempuan dalam masyarakat telah mengalami evolusi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu dinamika yang semakin mendapat perhatian adalah fenomena "generasi sandwich," yang mengacu pada perempuan yang berada di persimpangan merawat orang tua yang menua dan mengasuh anak-anak mereka sendiri secara bersamaan.
Fenomena ini menghadirkan berbagai tantangan yang kompleks dan memunculkan pertanyaan penting tentang bagaimana perempuan menghadapinya dalam konteks sosial dan ekonomi yang berubah.
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis secara kritis peran perempuan dalam generasi sandwich dengan menyoroti tiga poin utama: (1) Beban Perempuan dalam Peran Ganda, (2) Dampaknya pada Karier Perempuan, dan (3) Potensi Pemberdayaan Perempuan dalam Generasi Sandwich.
Beban Perempuan dalam Peran Ganda
Generasi sandwich menghadirkan tantangan nyata bagi perempuan, terutama dalam hal beban peran ganda. Perempuan yang mendapati diri mereka berada di persimpangan antara merawat orang tua yang menua dan memenuhi peran sebagai ibu dan anggota pekerjaan juga harus mengelola perubahan dinamika keluarga yang kompleks.
Beban ini sering kali menghasilkan stres emosional yang signifikan, mengharuskan perempuan untuk menghadapi pertanyaan moral dan etis yang rumit seputar perawatan orang tua dan pengasuhan anak-anak.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa beban peran ganda ini tidak hanya bersifat fisik dan emosional tetapi juga memiliki implikasi finansial yang signifikan.
Perempuan yang mengambil peran ganda sering kali harus membuat pilihan mengenai karier mereka, termasuk mengorbankan peluang karier dan penghasilan yang lebih besar demi merawat keluarga mereka. Hal ini dapat mengarah pada ketidaksetaraan ekonomi antara perempuan dan laki-laki dan potensial ketidaksetaraan dalam pensiun.
Dampaknya pada Karier Perempuan