Lihat ke Halaman Asli

Mana Lebih Baik: PNS, Karyawan, atau Wirausahawan?

Diperbarui: 19 Juli 2020   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (dare2compete.com)

Pekerjaan sebagai PNS masih menjadi impian semua kalangan. Terutama dari segi pendidikan yang dimulai dari SMA, S1, S2, S3, hingga jenjang Profesor. Hal itu didukung oleh jaminan yang didapat dari tiap-tiap instansi.

Begitu juga dengan BUMN, perusahaan semi pemerintahan yang bergerak dalam meningkatkan perekonomian negara. Sama seperti perusahaan swasta, BUMN langsung dikelola oleh pemerintah sehingga setiap jaminan sudah diatur oleh negara. Gaji maupun jaminan kesehatan sudah diatur sehingga menjadi dambaan bagi lulusan SMA dan Sarjana.

Biasanya setelah lulus dari jenjang pendidikan (SMA maupun Sarjana), sebagian besar mereka pasti langsung memilih bekerja sebagai PNS atau BUMN. Jaminan gaji bulanan, biaya kesehatan, rumah dinas, kendaraan dinas, maupun sarana hiburan yang mendapat jaminan akan membuat mereka tergiur. Inilah yang menimbulkan anggapan bahwa bekerja di instansi pemerintahan lebih mulia.

Semua itu tergantung paradigma masyarakat. Namun, apakah itu sebanding dengan kebutuhan harian yang tingkat prioritasnya jauh lebih penting? Tentu membutuhkan jumlah pengeluaran yang lebih besar daripada kebutuhan harian.

Semua itu problemnya adalah biaya. Saya masih ingat bagaimana seorang pria yang menumpang satu bus mengatakan begini, "Kalau mau sukses mendingan jadi wirausahawan saja. Sebab, sayang jika anak-anak muda tidak banyak yang mau mengembangkan potensinya."

Ilustrasi (pengajar.co.id)

Bagi saya, semua itu tergantung pandangan diri kita sendiri. Menjadi wirausahawan itu mulia namun menjadi pegawai pemerintahan (PNS dan BUMN) juga mulia. Sama-sama masuk surga juga jika diniatkan karena ibadah namun juga sama-sama masuk neraka juga jika diniatkan untuk keburukan.

Ilustrasi (indonesiaconsult.com)

PNS

Gaji memang menjadi pertimbangan untuk menyambung hidup. Tentu saja kita butuh makan, sekolah, biaya berobat, maupun ibadah haji jika mampu. Semua bisa saja mendatangkan uang jika kita tidak malas dan semangat meningkatkan potensi kita.

Jika kita menjadi wirausahawan, otomatis kita harus menjadi pengusaha dengan mengelola bisnis. Kita harus tahu masyarakat yang dijadikan target atau calon konsumen. Selain itu, kita harus punya partner bisnis yang bisa diajak kerjasama dan kemampuan strategis dalam meningkatkan bisnis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline