Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Revy

Mahasiswa Universitas Airlangga

Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di tengah Arus Modernisasi di Sektor Pendidikan

Diperbarui: 21 Agustus 2024   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan salah satu penompang keutuhan suatu negara. Tidak hanya berfungsi sebagai sarana mengajar dan belajar, pendidikan juga berfungsi sebagai sarana dalam pemeliharaan dan pengembangan suatu peradaban dan kebudayaan. Di Indonesia sendiri, keberagaman adalah hal yang menjadi ciri khas dari negara ini. Dengan luang lingkup keberagaman yang luas, dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote, tentunya diperlukan Pendidikan berbudaya lokal dalam mengakomodasi keberagaman tersebut sehingga dapat terjaga dan terpelihara dengan baik. Pendidikan berbudaya lokal juga perlu menjaga esensi dari kebudayaan tersebut sehingga, walau dilebur dengan modernitas, esensi dari budaya yang dibawakan tetap bisa dirasakan dengan    kental.

Dalam memberdayakan kebudayaan lokal dengan pendidikan, tentunya pendidikan tidak boleh jauh dari kata inklusivitas. Sesuai dengan UUD Pasal 31 Ayat 1 yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Pasal ini harus menjadi tolak ukur dari inklusivitas pendidikan demi mencapai pendidikan berbudaya yang berkualitas. Aksesibilitas pendidikan terhadap rakyat miskin perlu dibenahi lagi wacana pendidikan inklusif bisa terwujudkan. Tidak hanya itu, pemerintah juga wajib memfasilitasi dengan layak seluruh jenjang pendidikan, terutama pada daerah terpencil dengan melakukan perluasan akses pendidikan dari pusat menuju daerah terpencil.

Kebudayaan lokal juga harus diterapkan pada kurikulum pembelajaran. Hal ini dikarenakan budaya dapat membentuk kepribadian seseorang. Pengintegrasian ini juga didasari pada nasionalisme. Harapannya, dengan hal ini, jiwa-jiwa nasionalisme dari masyarakat Indonesia tetap kukuh walau berada dalam arus globalisasi yang sangat kencang pada zaman sekarang.

Walaupun demikian, permasalahan bukanlah hal yang asing pada wacana pendidikan berbudaya lokal ini. Salah satu permasalahannya adalah keberagaman itu sendiri. Perbedaan nilai-nilai kebudayaan yang dianut masing-masing daerah seringkali menjadi permasalahan dalam merealisasikan pendidikan yang inklusif. Maka dari itu, perlu dicari cara untuk membuat kurikulum yang fleksibel agar ruang adaptasi antar budaya lokal bisa terjadi tanpa mengorbankan nilai-nilai orisinal tiap budaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline