Lihat ke Halaman Asli

Menyoroti Kualitas Wasit Indonesia

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebenarnya saya sudah lama ingin menulis salah satu masalah klasik dalam sepakbola nasional, yaitu masalah kualitas buruk wasit yang bertugas di kompetisi ISL maupun di Divisi Utama Liga Indonesia. karena terkendala waktu namun hari ini di forum kompasiana ini saya akan mengungkapkan opini saya. Ketika saya membaca sebuah berita online yang menuliskan tentang pertandingan antara Persija Vs PBR, yang berakhir 1-1, setelah selesai pertandingan tersebut, seketika pelatih PBR, Dejan Antonic menangis, pelatih PBR tersebut menangis karena merasa timnya dirugikan disebabkan oleh beberapa keputusan wasit yang merugikan timnya. Salah satu keputusan wasit ialah menghadiahkan tendangan pinalti di masa injury time kepada Persija yang berakibat pertandingan berakhir seri, dan sekaligus memupus harapan PBRuntuk meraih kemenangan yang sudah didepan mata, yang sempat unggul 0-1 atas Persija lewat gol yang dicetak Bambang Pamungkas.

Kejadian ini sebenarnya memiliki pola sama pada pertandingan yang lalu-lalu, masih ingat kejadian yang disebut Pinalti hantu pada pertandingan ISL wilayah timur antara Persipura Vs Persiba Balikpapan. Dengan pola yang hampir mirip-mirip, wasit Suparman yang pada saat itu memimpin pertandingan mengeluarkan keputusan kontroversial dengan menghadiahi tendangan pinalti kepada Persipura diwaktu injury time padahal pada saat itu tidak ada pelanggaran atau kontak fisik pemain. Atas kejadian tersebut wasit Suparman diberhentikan sebagai pengadil lapangan di ISL. Selain di ISL di level Divisi Utama kejadian sama juga terjadi di kutip dari Kaltim Post (Jawa Pos Grup), salah satu peserta liga, Pusamania Borneo FC (PBFC) dirugikan dengan keputusan wasit yang cenderung memihak tuan rumah pada lawatan pada dua pertandingan derby borneo melawan Martapura FC dan Kalteng Putra, uniknya PBFC dirugikan dengan keputusan dan diwaktu yang sama yaitu hadiah pinalti bagi tuan rumah diwaktu injury time tetapi pada kondisi berbeda. Pada saat melawan Martapura FC berakhir dengan kekalahan sedangkan melawan Kalteng Putra berakhir seri.

Dari beberapa pertandingan tersebut memiliki kejadian cenderung nyaris sama, jadi diperlukan ketegasan komite wasit yang dibentuk PSSI untuk menyelidiki beberapa wasit yang mengeluarkan keputusan cenderung controversial apakah hal tersebut disengaja atau tidak atau apakah ada udang dibalik batu mengingat empat kejadian tersebut memiliki pola yang hampir mirip-mirip seperti sebuah settingan yang sudah diatur. Apabila PSSI tidak serius membenahi kualitas wasit yang bertugas dikompetisi liga Indonesia maka sama saja menghancur kompetisi itu sendiri, karena wasit merupakan komponen utama indikator baik-buruknya sebuah liga yang professional. Salam kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline