Pada tanggal 14 Februari kemarin kita seluruh rakyat Indonesia telah melaksa jalannya pemilu dengan penuh khidmat. Tinta ungu di jari kelingking kita menjadi saksi pemilihan pesta rakyat yang digelar lima tahun sekali itu.
Kali ini terdapat tiga calon presiden, ada Pak Anies, Pak Prabowo, dan Pak Ganjar. Sementara hasil quick count menyatakan pasangan 02 unggul hingga saat ini. Namun bukan tidak mungkin hasil akhir akan berbeda.
Bukan tidak mungkin pula pemilu kali ini menjadi ajang pemecah rakyat, karena banyaknya muncul kasus-kasus yang diduga kecurangan selama pemilu berjalan. Bukan tidak mungkin juga teman-teman yang berbeda pilihan juga bisa menimbulkan konflik karena berbeda pilihan.
Seperti yang saya alami, di akun media sosial X saya contohnya. Total saya sudah di unfollow sebanyak enam orangg karena berbeda pilihan, tentunya dengan berbagai alasan yang lebih spesifik. Biasanya teman yang kita anggap sebagai peramai timeline kini sudah tidak ada karena berbeda pilihan.
Miris rasanya pesta rakyat yang digelar untuk memilih calon pemimpin sayangnya menjadi pemecah rakyat. Berbeda pilihan sebetulnya adalah hal yang lumrah, tidak semua orang sama pemikirannya dengan apa yang kita pikirkan. Tetapi yang harus digarisbawahi adalah keluasan penerimaan hati atas berbagai pilihan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H