Lihat ke Halaman Asli

Gebyak Kebudayaan Kesenian Pencak Silat dan Kuda Lumping Sapu Jagad Desa Ngasem

Diperbarui: 25 Januari 2024   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokumen pribadi kkn-t kel.7 unira malang 2024

18 januari 2024 | Desa Ngasem telah lama menjadi desa yang memiliki berbagai seni dan kebudayaan yang beraneka ragam seperti kesenian kuda lumping, pencak, bantengan, sakera, bersih dusun, hadrah, dan pagar nusa. 

Dalam upaya untuk melindungi dan menjaga warisan ini penduduk desa bersama-sama bersatu dan kompak menggelar berbagai kegiatan pelestarian seni dan kebudayaan. 

Salah satu kesenian yang masih dijalankan oleh masyarakat adalah seni pencak silat dan kuda lumping Sapu Jagad yang berdiri pada tahun 2009.  Di pimpin oleh Bopo Pamsih, kesenian ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan mengajak pemuda untuk melestarikan pencak silat dan kuda lumping.

Salah satu aspek dalam pelestarian budaya adalah seni pertunjukan. Grub seni lokal yang mewarisi pencak silat dan kuda lumping bernama Sapu Jagad ini tidak hanya mewariskan, namun juga mengembangkan warisan seni lama dengan harapan dapat mengenang sejarah dan mengajarkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. 

Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat adalah dengan menggelar acara Gebyak atau selamatan untuk membuka gelar acara seni kebudayaan yang sedang berlangsung dan juga sebagai undangan untuk masyarakat lain supaya menonton dan memeriahkan acara tersebut.

Sumber: dokumen pribadi kkn-t kel.7 unira malang 2024

Kegiatan ini diadakan pada malam hari dan terletak di depan kantor Desa Ngasem dikarenakan menimbang letak kantor desa yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat dan juga memudahkan penduduk desa lain yang ingin menyaksikan pertunjukan ini. 

Di sepanjang jalan juga banyak ditemukan penjual makanan ringan yang juga menjadi daya tarik bagi pengunjung dalam pagelaran seni ini, dan juga semua pagelaran seni ini dapat di nikmati oleh semua kalangan usia dan tidak terbatas pada usia tertentu saja.

Melalui upaya bersama dalam melestarikan seni pertunjukan ini, Desa Ngasem bersama masyarakat yang antusias telah berhasil merangkul warisan budayanya. Langkah-langkah ini bukan hanya menciptakan kebanggaan dalam masyarakat, tetapi juga menjadi contoh bagaimana pelestarian budaya dapat menjadi penggerak positif dalam pembangunan sebuah komunitas. 

Desa Ngasem terus berkomitmen untuk melestarikan akar budayanya agar dapat diteruskan kepada generasi mendatang dengan harapan kesenian ini tidak lekang digerus oleh zaman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline