Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ragil Danu Aji

Mahasiswa 23107030022 UIN Sunan Kalijaga

Pentingnya Mengenal Media, Islam dan Budaya Populer Melalui Komunikasi

Diperbarui: 21 Mei 2024   01:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi (foto para speker)

Studium Generale yang diadakan oleh program studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang pada kesempatan kali ini speaker nya adalah Dr. Sophia Arjana dari Western Kentucky University dan Dr. Fatma Dian Pratiwi, M.Si. dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam seminar tersebut membahas tema mengenai media, islam dan budaya populer: "Tranformasi Komunikasi dan Pergeseran Otoritas".

Ketika islam sudah menjadi pragmatis maka yang dirasa hanya menjadi bagian kehidupan tetapi tidak bisa mengharapkan kehidupan. Dalam hal tersebut sesuai dengan values UIN Sunan Kalijaga yaitu Integrasi Interkoneksi, maka mahasiswa ilmu komunikasi harus menjadi pionir karena baik siswa/I SMA, MAN dan lain-lain mengidolakan dan memimpikan untuk menjadi ahli komunikasi.

Solusi untuk problem antara islam dan komunikasi yaitu dengan Kembali ke values integrasi interkoneksi atau paling tidak bisa menggunakan praktek hidup nabi dan menggunakan ayat-ayat yang membahas mengenai komunikasi sebagai rujukan.

Nabi Muhammad SAW. Adalah seorang komunikator hebat yang menjadi nabi paling besar dan  sampai sekarang terus bertambah umatnya, karena nabi itu seorang komunikator yang dahsyat seperti pada cerita bahwa nabi itu banyak berkegiatan di pasar untuk membangun dan menjalin komunikasi, arti dari cerita tersebut yaitu komunikasi yang baik itu harus dibangun dari proses kehidupan nyata dan sekarang sudah masuk pada dunia maya dan budaya popular maka tanggung jawab bagi komunikasi semakin besar apalagi di UIN yang komunikasi nya juga ada sentuhan keislamannya.

Dokumen Pribadi 

Otoritas Ketika tidak dikontrol dengan values maka akan menjadi otoriter, pelaku otoriterisme adalah tokoh-tokoh atau pemimpin muslim, walaupun dalam pengetahuan tentang keislaman totkoh-tokoh tersebut sangat luar biasa tetapi otoritas keilmuannya tiba-tiba menjadi otoriterisme. Nilai yang harus dibangun yaitu otoritas karena otoritas itu dasarnya ilmu, kesadaran dan humanistic. Otoriter sifatnya untuk menguasai atau mendapatkan kekuasaan sedangkan otritas itu kekuasaan yang digunakan untuk kemaslahatan.

Tanggung jawab komunikatif yaitu bagaimana kehidupan menjadi serasi, selaras dan seimbang. Kehidupan yang saling menyapa dan kehidupan yang saling memberi atau dalam Bahasa sekarang mubadalah yaitu kesalingan, maka dari itu ilmu komunikasi adalah ilmu yang membangung kesalingan.

Dunia barat terutama di Amerika menggambarkan islam menggunakan sebuah komik yang dimana dalam komik tersebut ada superhero Wanita pertama yang berhijab yang menjadi hero atau yang lebih dikenal dengan sebutan Qahera superhero yang siap membela kaum Perempuan. Qahera sendiri memiliki arti menang atau penakluk dalam Bahasa Arab untuk kairo.

Komik tersebut mulai mendapat perhatian dari public khususnya Ketika ditulis dalam Bahasa inggris, menurut Deena sebagai pembuat komik qahera, konsep superhero adalah produk budaya dari Amerika Serikat, tokoh pahlawan diciptakan untuk melawan penjahat super. Namun, menurut Deena ada banyak permasalahan 'real' di kehidupan sehari-hari yang lebih cocok untuk dibela para pahlawan.

Dokumen Pribadi (peserta foto bersama speker dari USA)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline