Sebuah kota di bagian Jawa Timur memiliki ciri khas yang patut untuk di kunjungi. Berbekal informasi dan pengalaman beberapa orang Kota Malang menjadi salah satu pilihan. Perjalanan bermula ketika memasuki akhir pekan dengan membeli tiket kereta api melalui aplikasi yang dimiliki oleh PT KAI melalui rute Kertanegara.
Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 6 jam 22 menit dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Stasiun Malang Baru. Namun, perlu diperhatikan dalam pemesanan tiket agar tidak mengalami kesalahan seperti yang saya alami, dimana tiket yang dipesan seharusnya menuju ke Kota Malang menjadi Kabupaten Malang dan baru sadar ketika berada dikereta. Sepanjang perjalanan hanya memikirkan bagaimana caranya agar bisa sampi di Stasiun Kota Malang, untungnya kondektur kereta cukup baik boleh melanjutkan sampai ke stasiun tujuan tanpa membayar tiket terusan lagi. Setelah itu saya bisa tidur nyenyak ketika kereta berjalan.
Sesampainya di Kota Malang perbedaan suhu yang paling dirasakan, tidak mengherankan apabila malang dijuluki sebagai kota kebun Apel karena udara yang dirasa cukup sejuk. Pada saat itu juga saya dijemput oleh paman untuk beristirahat dirumah nya sebab kedatangan kereta pukul 04.00 WIB. Waktu pagi hari dengan seduhan teh khas malang menjadi sambutan hangat di kota ini.
Sesaat setelah menikmati beberapa suguhan dari paman, beliau berceletuk "Nanti pagi harus cobain nasi jagung khas Jawa Timur", sepemikiran saya nasi jagung adalah jagung yang diolah menjadi nasi. Seketika saya merasa penasaran dengan makanan tersebut, ternyata ketika nasi jagung dihidangkan betapa terkejutnya saya karena memang sesuai dengan namanya yang isinya terdiri dari nasi putih dan jagung dengan lauk oseng tempe serta ikan asin.
Perjalanan di Malang diawali dengan mengunjungi salah satu Kampung Wisata Jodipan yang terletak di tepi Sungai Brantas. Kampung ini memiliki ciri khusus dengan tembok rumah warna-warni. Harga tiket masuk juga cukup relatif murah apalagi diberi gantungan kunci lucu sebagai produk kerajinan dari kampung tersebut. Selain rumah dengan tembok warna-warni terdapat jembatan kaca yang menjadi ikon Kampung Jodipan.
Jembatan ini tengahnya memang terbuat dari kaca transparan jadi bisa melihat langsung sungai dibawahnya, cukup seram memang tetapi jembatan ini juga menjadi penghubung Kampung Tridi. Lebih menariknya lagi kampung ini menjadi tempat syuting salah satu film layar lebar cukup populer yaitu "Yowis Ben". Kebetulan saat mengunjungi juga bertemu wisatawan mancanegara yang sedang mengambil berbagai foto disetiap sudut kampung. Sebagai saran juga mungkin bisa datang ketika pagi hari atau sore hari, ketika saya datang pada siang hari cuaca cukup terik dan menguras sekali banyak energi.
Setelah puas mengunjungi kampung Jodipan, hari selanjutnya Jatim Park 2 menjadi destinasi selanjutnya. Dimana sebenarnya destinasi ini sudah cukup populer di kalangan masyarakat Malang terlebih banyak hewan-hewan yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan sendiri. Namun, tiket masuk di Jatim Park 2 terbilang cukup mahal. Disamping harga yang begitu mahal banyak hal yang bisa didapat didalam destinasi. Begitu masuk hewan-hewan mulai menyambut dengan suara-suara nya. Mungkin dari beberapa hewan yang membuat saya takjub adalah Komodo karena termasuk sebagai salah satu keajaiban dunia.
Nah, setelah melihat hewan mamalia, reptil, dan ikan rute selanjutnya merupakan tujuan yang paling kami cari ialah wahana rekreasi. Terdapat berbagai wahana rekreasi dan boleh dicoba semua. Saat itu wahana rumah hantu menjadi pilihan pertama untuk dicoba walaupun memang cukup menyeramkan dan dilanjutkan dengan mencoba semua wahana yang ada disana agar tidak rugi karena membayar mahal. Karena Jatim Park 2 memiliki area luas membuat saya berkunjung hingga tutup.
Sementara itu masih ada beberapa area yang belum saya kunjungi, akibat datangnya dari siang hari jadi waktu untuk memutari area kurang. Mungkin bagi para pengunjung diusahakn datang dari pagi agar semua area bisa di kunjungi karena sayang apabila membayar mahal tapi hanya dapat beberapa area.