Seiring perkembangan zaman yang semakin lama semakin maju yang dimana ditandai dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah menjadi pendorong utama dalam globalisasi, yang dimana memungkinkan interaksi budaya, ekonomi, dan informasi lintas negara semakin mudah dan cepat untuk didapatkan. Dalam konteks antropologi globalisasi bisa dikatakan sebagai proses yang mempercepat pertukaran budaya, teknologi, dan nilai-nilai lintas batas geografis dan sosial yang dimana hal tersebut dapat menciptakan terbentuknya dan terciptanya dinamika baru dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang tercipta tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti tempat seseorang itu tumbuh dan berkembang. Tetapi dengan adanya globalisasi ini kepribadian seseorang bisa berubah-ubah apalagi dengan adanya media sosial, teknologi informasi, dan mobilitas manusia hal ini dapat membuat masuknya budaya-budaya asing yang sebelumnya sulit untuk dijangkau dan diketahui oleh banyak orang. Memang globalisasi memiliki dampak positif bagi seseorang namun tak hanyak memiliki dampak positif saja globalisasi juga mempunyai dampak buruk bagi seseorang yang dimana mengakibatkan berubahnya dan terpengaruhnya seseorang yang dimana nilai-nilai tradisional yang sudah tertanam didalam dirinya menjadi luntur terbawa arus budaya asing.
Misalnya, dibanyak masyarakat tradisional, kepribadian individu sering kali erat dengan adanya komunitas dan kelompoknya yang dimana tidak bisa dipisahkan oleh orang lain dan saling menolong, bekerjasama dan memikirkan orang lain. Namun, globalisasi menyebabkan kepribadian itu hilang atau tergantikan menjadi individualis yang dimana seseorang tersebut menjadi acuh dan tidak peduli dengan sekitarnya dan lebih memikirkan dirinya sendiri dibandingkan orang lain. Tak hanya itu globalisasi juga dapat mengakibatkan seseorang menjadi materialisme dan konumerisme yang dimana seseorang menilai orang lain berdasarkan materi atau gaya hidupnya hal ini menjadikan seseorang mengabaikan nilai-nilai moral, spiritual, dan komunitas. Dengan kata lain dengan adanya globalisasi ini membuat seseorang membangun citra dirinya dengan mengikuti standar global daripada budaya lokal mereka sendiri.
Dari sudut pandang antropologi mempunyai cara untuk mengatasi pengaruh globalisasi yang dimana mengubah kepribadian seseorang yaitu dengan cara
- Memperkuat Identitas Budaya Lokal : yang dimana dengan melestarikan tradisi, bahasa, dan nilai-nilai lokal melalui sistem pendidikan dan praktik dalam kehidupan sehari-hari tak hanya itu saja mengadakan kegiatan budaya juga bisa membuat seseorang menjadi memiliki pandangan bahwa budaya lokal atau budaya yang sudah ada pada dirinya tidak kalah dengan budaya asing
- Meningkatkan Kesadaran akan Pengaruh Globalisasi : Memberikan informasi dan mengedukasi tentang dampak negatif globalisasi terhadap budaya dan kepribadian seseorang
- Memanfaatkan Pendidikan Budaya : Dengan adanya pendidikan kebudayaan dapat mengajarkan dan memberikan informasi tentang betapa pentingnya kebudayaan yang sudah ada agar tidak terbawa arus globalisasi
Pentingnya bagi individu untuk menyeimbangkan pengaruh global dengan nilai-nilai budaya yang sudah ada dengan hal tersebut seseorang dapat mengikuti perkembangan zaman dan tidak akan tergerus oleh globalisasi yang akan mengubah kepribadian mereka sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H