Lihat ke Halaman Asli

Menikmati Jernihnya Telaga Biru Cicerem (Hidden Gem Kuningan Jawa Barat)

Diperbarui: 22 Juni 2024   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Dokumen pribadi

Pada kesempatan ini saya akan membawakan cerita tentang petualangan kami sekeluarga menuju salah satu hidden gem di wilayah Kuningan, Jawa Barat. Tempat ini terkenal akan air nya yang berwarna biru jernih dan terletak di tengah suasana pedesaan di Kabupaten Kuningan, alamat persis nya yaitu Jalan Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45559, tempat ini buka dari jam setengah delapan pagi dan tutup pada jam setengah lima sore. Singkat cerita setelah kami kemas-kemas barang dari penginapan, kami pun langsung bergegas jalan menuju beberapa tempat yaitu restoran bernuansa jepang yang berada di bawah kaki Gunung Ciremai yang bernama Arunika Eatery dan diakhiri oleh Telaga Biru Cicerem sebelum kami kembali menghirup udara ibu kota Jakarta.

Kami hanya menginap semalam di Kuningan setelah pulang dari kota Yogyakarta, tujuan kami menginap disana yaitu agar bisa istirahat sebentar karena jika kami tetap nekat melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta akan menempuh waktu dua belas jam, waktu yang sangat lama tersebut dipengaruhi oleh masa liburan idul adha dan cuti bersama jadi arus balik sangat padat. Lanjut ke cerita kami di telaga yang cantik ini, kami mengunjungi nya pada hari Selasa tanggal 18 Juni 2024. Jarak tempuh dari penginapan kami ke destinasi tersebut sekitar dua belas kilometer, sesampai nya kami disana, kami langsung membayar tarif parker sebesar 10.000 rupiah per orang dan karena kami membawa mobil maka tiket parkir nya kena 5.000 rupiah.

Setelah kami turun dari mobil, kami langsung memakai sendal dan langsung menyusuri tempat tersebut, kami pun berpencar, adik perempuan dan ibu ku berfoto di ikon berbentuk love di sisi timur telaga sedangkan saya, ayah dan adik laki-laki ku menuju ke kolam kecil berisikan ikan terapi, jujur saja itu rasanya sangat geli tetapi lama-kelamaan enak juga ketika kaki kita dikerumuni ikan kecil yang imut dengan jumlah yang banyak. Selepas dari sana kulit kaki kami terasa mulus dan tidak ada lagi kulit mati yang tersedia, lalu saya menuju ibu dan adik perempuan untuk ikut foto di ikon berbentuk love dan dilanjutkan oleh foto di tepi telaga yang mana pada saat itu ikan nya banyak sekali, saya pun tidak mau melewatkan kesempatan ini, saya langsung meminta tolong ibu untuk mengabadikan momen ini dan saya duduk di batu pinggir telaga sembari memberi makan ikan dengan pelet yang saya beli dengan harga sepuluh ribu rupiah, foto yang didapatkan Alhamdulillah sangat bagus, apalagi hal ini didukung juga dengan biru nya telaga serta rindang nya pepohonan sehingga jadi lah foto seperti ini.

Sumber gambar: Dokumen pribadi

Setelah berfoto di tepi telaga, kami bertiga melihat banyak sekali orang berfoto di ayunan dengan ditemani ikan dibawah nya, ternyata itu merupakan daya tarik utama wisata ini, tanpa basa-basi kami pun langsung pergi kesana dan membayar sepuluh ribu rupiah untuk berfoto di ayunan, setelah membayar tarif nya kami langsung mengantre dibelakang orang lain, di sini kami cukup beruntung karena antrian tidak terlalu panjang hanya sekitar lima orang saja. Kami bergantian foto yang mana saya terlebih dahulu menaiki ayunan dan difoto oleh ibu serta fotografer yang telah kami sewa, dan setelah saya selesai menaiki ayunan langsung adik perempuan saya tidak mau ketinggalan dan langsung menaiki ayunan serta menunjukkan pose cantik nya. Sayang nya ketika sesi adik menaiki ayunan, ikan nya perlahan berenang menjauh dari area sekitar ayunan, melihat hal itu saya langsung mengambil sisa satu kantong pelet lagi dan berinisiatif untuk menumpahkan nya di sekitar ayunan agar ikan nya langsung berkerumun dibawah ayunan ketika adik perempuan ku sedang duduk diatasnya, dan jadilah foto seperti ini.

Sumber gambar: Dokumen pribadi

Sumber gambar: Dokumen pribadi

Setelah beranjak dari ayunan, kami semua berkumpul dan memutuskan untuk melaksanakan shalat jama qasar dzuhur dan ashar sekaligus di mushalla sekitar area telaga, hal ini kami lakukan karena waktu telah menunjukkan pukul 13.10 dan perjalanan pulang kami kembali ke ibukota akan ditempuh dalam waktu kurang lebih tiga jam sepuluh menit, barulah setelah kami melaksanakan shalat, kami sekeluarga langsung menuju mobil dan pulang ke Jakarta karena besok ayah akan kembali kerja dan saya harus menyiapkan beberapa berkas untuk lamaran kerja kembali. Selama di perjalanan, kami menikmati pemandangan sawah yang hijau serta gunung ciremai untuk terakhir kali nya sebelum pemandangan tersebut berubah menjadi pemandangan perumahan dan tinggi nya pencakar langit kota Jakarta.

Perjalanan ini sangat menyenangkan karena kami saling berbincang serta tertawa bersama sepanjang awal perjalanan hingga sampai pulang ke rumah. Sekian cerita singkat mengenai liburan kami ke Telaga Biru Cicerem, terima kasih banyak untuk teman-teman yang telah mampir ke laman ini. Semoga kita selalu dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT serta dalam kondisi yang sehat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline