Ali Abdul Raziq adalah salah satu tokoh yang memperkenalkan teori kecenderungan ilmiah rasional dan liberal (kecenderungan rasional ilmiah dan pemikiran bebas) di Mesir pada abad ke-20.
Pemikiran Ali Abdul Raziq bertentangan dengan pemikiran ulama tradisional. Ali Abdul Raziq memiliki gagasan tentang sebuah negara di mana Ali Abdul Raziq memiliki gagasan politik, yang digali oleh Jumni Nelli dengan judul Pemikiran Politik Ali Abd Al-Raziq.
Pemikiran politik Al-Raziq muncul dari gejolak revolusi politik yang memecah belah kekuatan politik-keagamaan yang begitu dominan di dunia Islam, terutama yang terdekat dengan lingkaran kehidupannya, seperti revolusi 1925 di Turki. bentuk sekularisme dan kebangkitan nasionalisme Arab yang menghasilkan sebuah kerajaan.
Mungkin kondisi sosial politik inilah yang mendorongnya untuk berteori perlunya pemisahan agama dan negara (politik). Menurut Ali bin Abi Thalib, agama itu suci sedangkan politik itu profan (tidak terkait dengan agama).
Setiap negara tentunya memiliki tujuan dan keinginannya masing-masing. Tujuan dan keinginan ini disatukan oleh satu suara dan berasal dari keinginan rakyat. Ketika tujuan dan aspirasi bersama ini tercapai, negara menjadi negara yang ideal.
Negara ideal pada hakekatnya adalah sebuah keluarga, di mana setiap warga negara harus berperilaku kekeluargaan, berusaha menjaga keharmonisan antar manusia. Mengenai visi Ali Abdul Raziq tentang negara ideal, Ali tidak memberikan definisi negara secara spesifik. Ali Abdul Raziq menyatakan bahwa negara tersebut tidak dirinci secara global.
Menurut Ali, konsep negara terdiri dari pemisahan agama dan negara, namun keduanya saling membutuhkan. Ali bin Abi Thalib juga percaya bahwa bentuk pemerintahan yang benar adalah republik. Menurut Ali prinsip dasar kekuasaan adalah demokrasi karena rakyat memilih pemimpinnya sehingga kekuasaan ada di tangan rakyat, bukan di tangan Tuhan.
Menurut Ali Abdul Raziq, negara yang ideal adalah negara yang berdasarkan humanisme universal, memperjuangkan rakyatnya dan bercirikan sekularisme yang memisahkan agama dan politik dalam kehidupan berbangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H