Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Sejarah Perang Israel dengan Koalisi Negara Arab (Perang Yom Kippur)

Diperbarui: 26 April 2022   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentara Mesir mulai menyerang Israel pada saat hari Yom Kippur. Sumber. National Geographic Indonesia

Baru-baru ini, terdapat sebuah video viral yang berisi tentara zionis Israel kembali menyerang Palestina tepatnya di Masjid Al'Aqsa. Peristiwa tersebut bertepatan dengan tanggal 15 Ramadhan atau 17 April 2022. Mereka melakukan sayembara yang menyatakan bahwa siapa saja yang bisa membawa hewan ternak ke area halaman masjid Al-Aqsa, akan diberikan hadiah. Tentu saja hal ini bertujuan untuk menghancurkan Palestina

Sebagian besar masyarakat atau umat manusia hanya mengetahui mengenai konflik Israel hanya terjadi dengan Palestina saja. Konflik antara Israel dengan Palestina sudah terjadi puluhan tahun. Dibalik dengan atas latar belakang konflik mengenai perebutan wilayah berdasarkan agama, Israel sednri menyerang dan menginvasi Palestina lebih dari sekedar itu saja. Amerika Serikat merupakan salah satu sekutu Israel, dan merupakan aktor yang cukup besar mempengaruhi dibalik penyerangan Israel kepada Palestina. Hal inipun seperti sudah menjadi rahasia umum bagi seluruh negara, serta masyarakat dunia secara global. Tidak bisa dipungkiri juga Amerika Serikat memiliki beberapa tujuan serta meraih keuntungan dibalik dukungan mereka terhadap Israel. Salah satu tujuan terbesar yaitu memperkuat posisi mereka sebagai negara adikuasa didunia.

Namun apakah kalian pernah berfikir atau memiliki rasa ingin tau terhadap konflik Israel dengan negara arab lainnya? Mungkin sebagian besar orang, terutama generasi islam millennial hanya mengetahui bahwa Israel hanya berperang atau menyerang Palestina saja untuk memperebutkan wilayah kekuasaan. Sejarah mencatat bahwa Israel pernag berperang dengan negara islam lainnya. Salah satunya yaitu perang Yom Kippur

Perang Yom Kippur adalah konflik besar keempat antara Israel dan Negara-Negara Arab yang terjadi pada tanggal 6 hingga 25 Oktober 1973. Lebih tepatnya dengan negara Mesir, Suriah, Iraq, dan Yordania. Yom Kippur sendiri diambil dari salah satu nama pada hari paling suci dalam kalender Yahudi yaitu Yom Kippur, atau dikenal juga dengan hari penebusan pada tanggal 6 Oktober. Perang Yom Kippur sendiri sebenarnya merupakan perang lanjutan lanjutan dari perang Arab-Israel yang terjadi pada tahun 1967. Yang pada saat itu dimenangkan oleh Israel. Tujuan dari Perang Yom Kippur sendiri ini adalah untuk merebut kembali wilayah kekuasaan yang lepas ke tangan Israel akibat dari kalah pada perang sebelumnya.

Penyebab dari pecahnya perang Yom Kippur ini adalah diawali dengan keinginan presiden Mesir pada saat itu Anwar sadat yang ingin mengembalikan stabilitas ekonomi negara Mesir setelah kalah perang dengan Israel pada tahun 1967. Akibat dari kekalahan dari perang dengan Israel pada tahun 1967, Mesir harus merelakan semenanjung Sinai yang direbut oleh Israel. Anwar Sadat lantas ingin kembali merebut wilayah semenanjung Sinai sebagai langkah untuk mengembalikan stabilitas ekonomi Mesir. Pada awalnya, Anwar Sadat ingin berdamai dengan Israel dan membuat perjanjian serta negosiasi, namun mengingat Israel yang memenangi perang sebelumnya pada tahun 1967, Maka tidak mungkin Israel ingin berdamai dengan Mesir. Akhirnya sadat menyusul ulang rencana untuk menyerang Israel kembali dan menggandeng Suriah sebagai sekutunya. Mesir dan Suirah akhirnya menyerang Israel tepat pada 6 oktober 1973 yang mana saat itu sedang hari penebusan (Yom Kippur). Hal itu dilakukan karena tentara Israel sedang melakukan kegiatan beragama mereka dan sedang tidak berada di pos-pos penjagaan. Sehingga perang Yom Kippur dimulai.

Pada awal pertempuran, tentara Mesir dan Suriah berhasil memukul mundur tentara Israel dengan persenjataan yang canggih atas bantuan Soviet dan serangan dadakan dua arah yang dilucunrkan di Semenanjung Sinai dan Dataran Tinggi Golan. Intelijen Israel sebenarnya sudah mengetahui misi pergerakan pasukan Mesir ketika hendak menyerang, namun para pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Golda Meir justru tidak percaya karena merasa tidak yakin jika Mesir menyerang tentara Israel menjelang bulan ramadhan. Sehingga, banyak tentara Israel berada pada keadaan yang tidak siap dan jauh dari pos-pos militernya karena sedang merayakan hari raya Yom Kippur. Dukungan tentara Iraq dan bantuan dari Yordania juga memberikan kemajuan yang signifikan terhadap serangan koalisi Arab. Tercatat, pada awal perang, pasukan Mesir berhasil merebut jalur melintasi terusan Suez dan menghancurkan garis pertahanan Bar Lev milik Israel. Sementara, pasukan Suriah berhasil menyerbu dataran tinggi Golan dan merebut sektor pertahanan Israel di Gunung Hermon. Namun, kemenangan ini tidak berlangsung lama. Setelah berhasil mengonsolidasikan kekuatannya, serta bantuan militer masif dari Amerika Serikat pada Operation Nickel Grass, Israel segera melancarkan serangan balasan terhadap koalisi Arab. Serangan pertama Israel diluncurkan terhadap pasukan Mesir yang berhasil menghancurkan pertahanan Mesir di Semenanjung Sinai, menembus Terusan Suez dan mengepung pasukan ketiga Mesir (Egyptian Third Army). Pada Dataran Tinggi Golan, Israel berhasil memukul mundur pasukan Suriah, memasuki wilayahnya dan bersiap menyerang Damaskus.

Akhirnya, untuk mengakhiri Perang, pada 22 Oktober 1973, dewan keamanan PBB mengeluarkan resolusi nomor 338 untuk mengakhiri Perang. Namun, resolusi ini kurang didengar kedua pihak dan masih terjadi pertempuran, sehingga dewan keamanan PBB Kembali mengeluarkan resolusi Nomor 339 dan dua hari kemudian karena alasan yang sama, Resolusi nomor 400 yang meminta kedua belah pihak untuk mengakhiri Perang. Dengan meningkatnya tekanan dari dunia internasional, perang pada akhirnya berhasil dihentikan pada 26 Oktober. Gencatan senjata resmi kemudian ditandatangani oleh Israel dengan Mesir pada November 1973 dan dengan Suriah pada 31 Mei 1974. Tercatat, peperangan selama 20 hari ini menelan korban sebesar 2.500-3.000 Jiwa di pihak Israel dan 8.000-18.000 korban jiwa di pihak Koalisi Arab.

Analisis Perang Yom Kippur menggunakan teori realisme

Konsep realisme berkaitan dengan sifat dasar manusia. Kaum realis percaya bahwa manusia dicirikan sebagai makhluk yang selalu cemas akan keselamatan dirinya dalam persaingan dengan yang lain. Mereka tidak ingin diambil keuntungannya. Oleh sebab itu, mereka berusaha keras untuk menjadi yang terkuat dalam hubungannya dengan yang lain. Dalam Hubungan Internasional, realisme merupakan sebuah analisis yang menekankan negara untuk mencapai kekuasaan dari kepentingan nasionalnya. Dasar normatif realisme adalah kelangsungan hidup negara dan keamanan nasional. Negara merupakan aktor utama dalam politik dunia.

Bisa kita analisis melalui realisme bahwa aktor utama dari perang Yom Kippur ini tentu saja negara-negara yang melakukan peperangan, terutama Mesir yang menjadi penyebab dimulainya perang ini. Keserakahan presiden Mesir saat itu Anwar sadat yang ingin kembali merebut wilayah kekuasaan yang jatuh ke tangan Israel pada perang sebelumnya. Anwar Sadat berdalih bahwa hal itu ia lakukan semata-mata hanya untuk kepentingan nasional negara Mesir, terutama disektor ekonomi. Hal ini terlihat jelas dalam pandangan realisme bahwa presiden Anwar Sadat melakukan hal itu karena sifat dasar manusia yang serakah, serta tidak ingin diambil keuntungannya secara nasional. Maka, demi bisa mencapai tujuan nasionalnya, peperangan pun akhirnya terjadi dan dinilai hanya sebagai jalan satu-satunya untuk kembali merebut wilayah kekuasaan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline