Lihat ke Halaman Asli

Ketika Informasi Hoax Memakan Korban

Diperbarui: 6 April 2017   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

   Dewasa ini, kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan semakin cepat prosesnya, sehingga akan berdampak pada perkembangan pola prilaku di dalam kehidupan individu ataupun masyarakat, contoh kecil yang dapat kita ambil dari perkembangan teknologi ini adalah mudahnya mengguanakan segala sesuatu di dalam aktivitas sehari-hari dengan bantuan alat-alat modern yang ada, seperti ketika kita ingin mengetahui bagaimana cara memasak makanan-makanan tertentu, jikalau kita malas untuk belajar keluar dengan mudahnya sekarang kita bisa mengakses secara langsung melalui media sosial seperti You Tube dan lain-lain. Namun, dibalik segala kemudahanyang kita dapatkan tersebut, ada beberapa hal yang justru ketika kita menggunakan sosial media dengan kurang bijak atau kurang berhati-hati maka dampak buruklah yang akan kita dapatkan bahkan hal ini akan berpengaruh terhadap orang lain.

   Seperti yang terjadi pada Senin, 20 Maret 2017 di daerah Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur. Seorang  peminta amal yang bernama Sulaiman yang berasal dari Kabupaten Sumenep Jawa Timur, yang sehari-harinya bekerja sebagai peminta amal untuk pembangunan sebuah Masjid, harus menjadi korban bulan-bulanan warga yang ada disana. Warga mengira bahwa dia merupakan salah satu pelaku penculikan anak yang selama ini ramai di bicarakan dan dibagikan di media sosial khususnya Facebook untungnya pada kejadian tersebut Polisi cepat datang menuju lokasi dan mengamankan Sulaiman. Kabid Humas Polda NTB, AKBP Dra. Tri Budi Pangastuti, MM menagatakan bahwa “ sudah saya katakan, infromasi terkait dengan penculikan anak adalah hoax. Hingga detik ini Polisi belum mendapatkan laporan terkait dengan kasus penculikan anak dan masyarakat juga tidak pernah ada yang merasa anaknya diculik. Aman-aman saja”.  Infromasi hoax ini tidak hanya terjadi di kabupaten Lombok Timur saja tetapi juga terjadi di beberapa Kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Barat.(kicknews.today

   Berdasarkan kasus ini, maka sudah seharusnya individu atau masyarakat ketika melihat atau mendengar suatu informasi, sebelum disebarkan ke orang lain harus mengkaji atau mendalami informasi tersebut terlebih dahulu guna bisa ditemukan kebenaran dari informasi tersebut supaya tidak menimbulkan suatu kesalah pahaman pada dirinya dan masyarakat serta tidak berdampak pada jatuhnya korban yang tidak berasalah. Dan menurut kacamata pandang saya, rata-rata masyarakat yang sering menggunakan sosial media juga merupakan orang-orang yang berpendidikan (bersekolah) atau bisa dikatakan memiliki pengetahuan yang lebih dari masyarakat yang biasa. Kemudian dari pihak Kepolisian seharusnya segera membuat tindakan dengan memberikan informasi(sosialisasi) ke setiap Kecamatan-kecamatan atau Desa-desa untuk menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya terkait dengan tugasnya, dan mengarahkan setiap warga untuk saling memberitahu terkait dengan informasi hoax tersebut. Dan khusus untuk para penyebar informasi palsu(hoax), sadaralah, jikalau hal yang seperti ini selalu kalian lakukan maka secara tidak langsung kalian meruntuhkan kesatuan Negara Republik Indonesia. 

   Besar harapan penulis semoga kejadian yang seperti ini bisa menjadi pelajaran untuk kita bersama, guna tidak terjadi suatu tindakan-tindakan tanpa alasan. Dan sudah seharusnya dalam menerima infromasi kita harus mencari tahu dulu kebenarannya sebelum di informasikan ke orang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline