Lihat ke Halaman Asli

Doi Moi: Kisah Sukses Transformasi Ekonomi Vietnam di Bawah Melodi Pasar Bebas

Diperbarui: 1 Juni 2024   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.roadaffair.com

Dilansir dari Media Indonesia, Vietnam menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia Tenggara. Negara ini berhasil mencatatkan pertumbuhan 5,66% pada kuartal pertama di tahun 2024. 

Dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, sektor industri Vietnam berhasil tumbuh sebesar 6,28% dan pada sektor jasa tumbuh 6,12%. Meskipun sedang banyak ketidakpastian dalam perekonomian dunia akhir-akhir ini, hal tersebut tidak mempengaruhi Vietnam dalam menuai capaian positif.

Di tahun ini, Vietnam juga mengalami surplus perdagangan dengan nilai mencapai US$8,08 miliar. Hal tersebut naik dari periode tahun lalu yang hanya dapat mencapai US$4,93 miliar. Hasil ini tentunya sangat berbanding terbalik dengan Vietnam 30 tahun lalu yang terkenal dengan kondisi perekonomiannya yang miskin. 

Lalu, bagaimana Vietnam dapat bangkit dari keterpurukan dan menjelma menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terkuat di Asia Tenggara?

Titik balik Vietnam bermula dari direncanakannya revolusi ekonomi. Vietnam yang sebelumnya memiliki perkenomoian yang berbasis ekonomi sosialis, kemudian berubah menjadi ekonomi liberal yang menjunjung pasar bebas, revolusi ekonomi tersebut biasa dikenal dengan sebutan Doi Moi.

Di masa itu, sebelum diterapkannya Doi Moi, pemerintahan Vietnam mengadopsi kebijakan ekonomi sosialis dan bersifat sangat sentralistik. Dimana pemerintah bertanggung jawab atas pengendalian dan pengelolaan ekonomi secara penuh di negara tersebut.

Pemerintah bertanggung jawab atas pengendalian produksi, distribusi, harga barang dan jasa, serta mengatur alokasi sumber daya. Adanya hal tersebut membuat masyarakat Vietnam tidak memiliki andil yang besar dalam melakukan perekonomian.

Meskipun masyarakat tetap memiliki hak yang sama atas kepemilikan faktor produksi, tetapi dalam pengelolaannya, hal tersebut harus diatur dengan penuh oleh pemerintah.

Problematika ini ternyata membuat perekonomian negara Vietnam menjadi semakin terpuruk dan menunjukkan kondisi yang tidak baik. Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah malah menciptakan masalah-masalah baru terhadap perekonomian di negeri itu. Dari penelitian yang dilakukan oleh Sumarto (2011), Vietnam tercatat mengalami inflasi mencapai 700% di tahun 1986.

web.archive.org

Di tahun tersebut, negara Vietnam mengalami masalah ekonomi yang besar. Tingkat inflasi membengkak, nilai ekspor jauh lebih kecil daripada impor, anggaran terkuras karena tingginya pengeluaran militer, dan banyaknya kerugian pada perusahaan negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline