Lihat ke Halaman Asli

Perbandingan Hadits dengan Al-Quran

Diperbarui: 8 September 2023   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hadits dan Al-Quran, sebagai dua aspek utama dalam Islam, digunakan sebagai panduan bagi umat Muslim dalam kehidupan mereka. Meskipun keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam berbagai aspek, berikut perbandingannya:

Sifat Ketuhanan:

Al-Quran Dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril, Al-Quran dihormati sebagai firman Allah yang tak terbantahkan dan menjadi sumber utama hukum Islam. Hadits adalah catatan tentang kata-kata, tindakan, dan persetujuan Nabi Muhammad. Bukan wahyu langsung dari Allah, hadits adalah ajaran Nabi tentang implementasi ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Kedudukan Hukum:

Al-Quran memiliki otoritas tertinggi dalam hukum Islam, dan hukum-hukumnya disebut sebagai hukum syara' yang harus diikuti oleh semua Muslim. Hadits memiliki kedudukan hukum yang lebih rendah daripada Al-Quran. Digunakan sebagai sumber tambahan untuk menjelaskan dan mengklarifikasi ajaran Al-Quran, hadits juga digunakan untuk mengisi celah hukum yang tidak dijelaskan secara rinci dalam Al-Quran.

Penyebutan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW:

Al-Quran adalah firman langsung Allah SWT dan menggunakan kata "Kami" atau "Dia" untuk merujuk kepada-Nya. Hadits merujuk kepada ucapan dan tindakan Nabi Muhammad dalam orang ketiga, bukan sebagai penutur langsung.

Penyampaian Pesan:

Al-Quran berisi ajaran inti Islam, prinsip-prinsip moral, panduan untuk ibadah, hukum-hukum, serta kisah-kisah tentang para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Hadits memberikan panduan tentang penerapan ajaran Al-Quran dalam situasi dunia nyata. Hadits juga berisi petunjuk praktis tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk ibadah, etika, dan perilaku sehari-hari.

Kemutlakan dan Perubahan:

Al-Quran dianggap tidak berubah dan mutlak. Teksnya tetap tak berubah sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad. Hadits dapat memiliki berbagai tingkat kepercayaan (hadits sahih, hadits hasan, hadits dhaif) berdasarkan penilaian keotentikan. Hadits sahih dianggap sebagai sumber yang kuat, namun terdapat perbedaan pendapat dalam menilai keotentikan hadits.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline