Lihat ke Halaman Asli

Seni dan Budaya Kita

Media, Seni, Sastra, dan Berita

Pentas Teater JJ Catatan Penyutradaraan CholsVerde dan Bunga Islamy

Diperbarui: 5 Februari 2024   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pentas Teater JJ Auditorium Teater Jurusan Teater ISI Yogyakarta 

Sebuah naskah yang berangkat dari salah satu tokoh, memperkenalkan tentang kehidupannya dalam posisi bimbang di antara dua masa, yakni masa lalu dan sekarang. Tokoh tersebut bernama Lambertus dan dipanggil dengan Etus. Naskah ini memiliki judul "JJ", yakni singkatan dari Jalan-Jalan. Ditulis oleh tiga penulis yang ada di Kelompok Produksi Teater 2022, Emmanuel, Herry Makin, dan Wan Luthfia. Dalam naskah JJ, Etus digambarkan sebagai seorang pemuda yang selalu sibuk dengan kegiatannya sehari-hari di kamar kantornya. Karakter Etus dalam pementasan karya ini merupakan gambaran dari lika-liku kehidupan Etus dan respon terhadp fenomena sosial yang sering terjadi pada masyarakat, terutama pada kontekis hari ini. Yang pertama adalah seks bebas. Sudah sangat tidak asing dari banyak berita pada hari ini, seks bebas menjadi sebuah berita yang tidak rahasia lagi. Terutama bagaimana masa seseorang yang berada pada remaja hingga dewasa, seks menjadi seperti kebutuhan biologis dalam hidupnya. Hal tersebut terdapat pada adegan awal, yakni seorang ibu dari Etus melakukan hubungan seks bebas dengan seseorang, hingga akhirnya ia melahirkan bayi yang bernama Etus di luar nikah.

Pentas Teater JJ Auditorium Teater Jurusan Teater ISI Yogyakarta 

Berbeda jika seorang pelaku hubungan seks tersebut melakukan tanggung jawab terhadap bayi yang dilahirkannya. Namun tak disangka jika dalam kasus sosial masih banyak ditemukan bayi-bayi yang dibuang di tempat-tempa umum. Selain dibuang, juga banyak bayi yang dititipkan atau dipasrahkan hidupnya kepada orang lain karena malu untuk menimang bayinya sendiri hingga besar. Itulah yang dirasakan oleh tokoh Etus. Dia adalah tokoh yang semasa bayinya sudah tidak bertemu dengan ibunya. Ibunya sengaja menelantarkannya dan entah bagaimana dia bisa bertemu dengan seorang kakek dan nenek yang mempunyai hati untuk merawatnya hingga besar. Meski sudah bertemu dengan pengasuhnya, hal itu tetap saja membuat hati Etus masih gelisah hingga besar tentang orientasi dia dengan oraangtua aslinya.

Poster Pentas Teater JJ Auditorium Teater Jurusan Teater ISI Yogyakarta 

Ketika sudah dewasa, Etus pun memutuskan untuk merantau di sebuah kota besar. Dirinya menjadi penulis yang dikatakan sukses di dunia penulisan karena karya-karya nya yang dianggap kritis. Sebuah kota metropolitan, dengan segala aktivitas masyarakat urban seperti sudah mendarah daging pada Etus. Seringkali Etus merasakan emosi yang berbeda karena ditimbulkan oleh ingatan dan pertanyaan tentang orientasi hidupnya. Sebuah perjalanan seorang anak yang hidup di perantauan dan mulai gelisah serta mempertanyakan pada perjalanan hidup dan linimasanya, hadir sebagai distorsi yang dihasilkan dari perbedaan masa antara sekarang pada gejala urban yang diterima dan mempertanyakan identitasnya kembali dalam kebutuhan jati dirinya.

Sutradara: CholsVerde dan Bunga Islamy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline